Komunikasi Massa pada Era Digital. Itulah topik webinar literasi digital yang dihelat Kementerian Kominfo bersama Debindo untuk warga masyarakat Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (10/6/2021).
Seminar daring yang dimulai pukul 09.00 WIB tersebut menghadirkan narasumber: Sani Widowati (Princeton Bridge Year Onsite Director Program), Aidil Wicaksono Primalia (Kaizen Room), Tommy Widiatmo (pengembang progam media/seni), Annisa Choiriya Muftada (Kaizen Room), Bobby Aulia (entertainer) sebagai moderator, dan key opinion leader Cinthia Karani (presenter TV)
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital, yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu.
Mengawali paparannya, Aidil Wicaksono Primalia dari Kaizen Room mengatakan, kolaborasi dan komunikasi pada era digital bisa berlangsung kapan saja dan di mana saja. ”Dan, ada tiga kelompok besar yang mampu memberi pengaruh di ruang digital. Mereka adalah kelompok generasi pemuda, kalangan perempuan, dan pengguna internet,” ujarnya.
Aidil menjelaskan, kelompok pertama yakni generasi pemuda, mampu memberi pengaruh di ruang digital karena populasinya memang tertinggi di ruang digital saat ini. ”Kelompok generasi muda ini cenderung berani berinovasi, tertarik mencoba hal-hal baru dan menjadi trend setter,” kata Aidil.
Adapun kalangan perempuan, menjadi kelompok yang kuat dan memberi pengaruh di ruang digital dengan sejumlah alasan. ”Di antaranya, kelompok perempuan ini relatif lebih detail, memperhatikan brand, lebih setia, dan punya sifat mudah merekomendasikan,” tuturnya.
Sedangkan kelompok pengguna internet, lanjut Aidil, kelompok ini berperan sebagai penghubung dan kontributor konten di dunia digital,” cetusnya. Karena itu, ujar Aidil, penting kiranya memahami bagaimana mendapat peluang di dunia digital. Yakni dengan tiga langkah: memberi edukasi, berkolaborasi, dan terus beradaptasi.
Pembicara lain, Annisa Choiriya Muftada dari Kaizen Room menambahkan, berbicara etika digital ada empat acuan yang perlu disimak. ”Yakni kesadaran, kebajikan, integritas, dan tanggung jawab,” paparnya.
Etika digital, menurut Annisa, salah satu turunannya adalah bagaimana pengguna membuat dan menggunakan akun. Yakni dengan menggunakan identitas asli, mendeskripsikan diri secara jujur, baik dan jelas, menggunakan bahasa yang sopan dan santun dalam berbagai platform media digital, tidak menampilkan informasi atau konten negatif dan menggunakan fitur sesuai fungsinya.
Hal itu perlu dilengkapi pula dengan enam langkah berinteraksi dalam dunia digital. Pertama, menyapa dan memperkenalkan diri terlebih dahulu; kedua, tidak menuliskan komentar negatif atau menyinggung orang lain; ketiga, gunakan bahasa santun dan sopan atau sertakan emoticon yang menunjang percakapan. Keempat, tidak menggunakan huruf kapital semua; kelima, menjaga privasi satu sama lain; dan keenam, selalu cantumkan sumber referensi.
Tidak kalah penting, bagaimana perlunya menjaga agar ruang digital bebas dari cyber bullying. ”Ruang digital harus dijaga jangan sampai terjadi cyber bullying yang meliputi aksi intimidasi, pencemaran nama baik, mengganggu, tidak sopan, menyerang, menghina, kekerasan, ancaman, dan menyakiti satu sama lain,” urai Annisa.
Untuk diketahui, di wilayah Kabupaten Kendal, Kementerian Kominfo akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan Webinar Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital selama periode Mei hingga Desember 2021. Kegiatan ini bertujuan mendukung percepatan transformasi digital, agar masyarakat makin cakap digital dalam memanfaatkan internet demi menunjang kemajuan bangsa.