Kamis, Desember 19, 2024

Menegakkan etika dalam pergaulan dunia maya

Must read

Kementerian Kominfo bersama Debindo menggelar acara webinar literasi digital dengan topik ”Menegakkan Etika Dalam Pergaulan di Dunia Maya” untuk warga Kabupaten Magelang – Jawa Tengah, Senin (14/6/2021). 

Dimulai pukul 09.00 WIB, webinar yang dipandu entertainer Bobby Aulia ini menghadirkan narasumber utama Desyanti Suka Asih (dosen UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar), Nuzran Joher (anggota Komisi Ketenagakerjaan MPR RI), Heru Prasetya (kontributor Islami.co), Suharti (peneliti LPPM UNU Yogyakarta) dan Ones (seniman) sebagai key opinion leader

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Literasi Digital Nasional: Indonesia Makin Cakap Digital yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu. 

Setiap narasumber webinar menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama literasi digital, yakni Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills).

Dalam paparannya, kontributor Islami.co Heru Prasetya mengatakan, dalam era digital masyarakat perlu memahami etika digital yang ada melalui prinsip yang disebut Tiga Gerbang ketika mendapatkan informasi yang masuk.

“Prinsip Tiga Gerbang itu terdiri dari analisa: Apakah informasi itu benar, Apakah informasi itu bermanfaat, dan Apakah informasi itu mengandung kebencian atau menyakiti orang lain,” katanya.

Heru menambahkan, memang saat informasi sudah terlalu bebas lalu lalang saat ini perlu juga mengenal lebih jauh cara menyuarakan pendapat di ruang digital. “Terlebih pengguna internet di Indonesia kini ratusan juta lebih,” kata dia. 

Data yang ada, kata Heru, menunjukkan terdapat 73,7 persen pengguna dari total populasi di Indonesia atau setara 196,7 juta pengguna.

“Namun kita juga mengalami apa yang disebut Awan Mendung media sosial, bahwa di antara tiga pilar digital yakni pemerintah-pasar-masyarakat sipil di tengah-tengahnya ada prinsip kebebasan pendapat yang beririsan dengan sebaran kebencian, hoaks,” ujarnya.

Riset Microsoft 2020 menunjukkan keadaban warga maya Indonesia tergolong buruk. Berdasar data Digital Civility Index (DCI) Indonesia berada di rangking 29 dari 32 negara. DCI adalah alat ukur yang diciptakan masyarakar mengukur perilaku warga di media sosial.

“Dengan survei itu, Indonesia masuk sebagai negara paling rendah kesopanannya di Asia Tenggara,” kata dia.

Oleh sebab itu, lanjut Heru, penting kiranya mengembangkan kecakapan digital. Di dalamnya meliputi mampu beradaptasi dengan new normal, mampu mengikuti cara baru dalam bisnis dan teknologi, mampu menyaring informasi dan mengenali hoaks, berpartisipasi dalam menyampaikan informasi yang benar dan bermanfaat serta mampu memanfaatkan internet untuk bisnis dan sosial.

“Maka, penting sekali menekankan dua hal dalam ruang digital yakni Aman dan Positif, dengan bersama sama menyaring informasi, membuat konten positif dan menjaga keamanan digital,” kata Heru.

Heru menambahkan, demi menjaga ruang digital bersih dan etika terjaga ada lima hal wajib dilakukan: dilarang memuat konten melanggar kesusilaan, muatan perjudian, muatan penghinaan atau pencemaran nama baik, muatan pemerasan atau pengancaman, berita bohong yang menyesatkan konsumen, informasi yang mendorong kebencian, juga muatan ancaman kekerasan atau menakut-nakuti.

Di sesi berikut, Nuzran Joher, anggota Komisi Ketenagakerjaan MPR RI membeberkan, di era kemajuan digital ini, orang perlu sadar pula akan hukum yang berlaku sebagai bagian etika digital itu sendiri. “Salah satu ciri orang taat hukum, dia tidak akan menimbulkan kerugian baik bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya,” tutur Nuzran.

Nuzran mengatakan, orang taat hukum biasanya bisa menunjukkan keseimbangan berperilaku baik di dunia nyata maupun dunia maya. “Perilaku orang taat hukum juga biasanya tidak menyinggung orang lain, tidak menyakiti perasaan orang lain karena dia tidak ingin melanggar norma sosial,” cetusnya.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article