Sabtu, November 16, 2024

Ayo, bermedia sosial yang bijak dan bersahabat

Must read

Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) kembali menggelar acara webinar literasi digital untuk masyarakat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, 18 Juni 2021. Mengusung tema ”Bermedia Sosial yang Bijak dan Bersahabat”, acara virtual yang dipandu moderator Bobby Aulia ini menghadirkan empat narasumber.

Mereka adalah Riri Khairiroh (aktivis perempuan), Aulia Putri Juniarto (Kaizen Room), M. Nurul Arifin (peneliti antropologi), Edy Budiarto (Managing Director Indoplus Communication), dan Shafa Lubis, selaku key opinion leader. Setiap narasumber menyampaikan materi dari sudut pandang empat pilar utama literasi digital, yakni digital culture, digital safety, digital ethics, dan digital skills.

Makin canggih teknologi, semakin canggih juga cybercrime-nya. Ungkapan itu disampaikan Aulia Putri Juniarto sekaligus peringatan bagi pemilik perangkat digital agar melindungi data-data pribadinya, mengingat saat ini lagi marak-maraknya penipuan melalui media digital.

Putri juga mengingatkan para pengguna media sosial lebih berhati-hati menyampaikan pendapat maupun berkomentar. ”Kalau dulu, mulutmu harimaumu. Sekarang, jarimu harimaumu. Hati-hati dengan sepuluh jari. Seperti contoh asal komentar, itu bisa menyakiti hati orang lain, bahkan bisa merugikan diri sendiri,” ujarnya.

Bagi Putri, digital safety adalah kemampuan individu dalam mengenali, menerapkan, menganalisis, dan meningkatkan keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan data Hotsweet bulan Januari 2021, Indonesia memiliki sekitar 300 juta pengguna akun media sosial. Peningkatan jumlah pengguna media sosial terjadi seiring pandemi Covid-19 yang mulai memasuki Indonesia Maret 2020 lalu.

Dari data tersebut, lanjut Putri, penggunaan media sosial yang paling tinggi itu Youtube. Setelah itu, diikuti oleh Facebook, Instagram dan Twitter. Penggunaan media sosial itu manfaatnya sangat luar biasa. Selain sebagai hiburan, media sosial juga menunjang aktivitas bidang ekonomi, sosial dan budaya.

”Media sosial mempermudah bersosialisasi dengan orang lain. Tidak hanya itu, media sosial juga bisa dimanfaatkan untuk meng-update informasi-informasi yang dirasa penting untuk masyarakat luas, termasuk meningkatkan perekonomian masyarakat,” tutur Putri.

Narasumber lainnya, Managing Director Indoplus Communication Edy Budiarto berbicara tentang etika dalam bermedia sosial yang harus dilandasi oleh nilai-nilai agama. 

Edy menyatakan, riset Microsoft menempatkan Indonesia sebagai negara yang tidak memiliki kesopanan dalam menggunakan internet se-Asia Tenggara. Laporan Digital Civility Index (DCI) tersebut, Indonesia menduduki ranking 29 dari 32 negara yang disurvei.

”Tidak seperti negara tetangga Malaysia, para netizen di sana tidak terlalu cerewet di media sosial. Rata-rata mereka menggunakan media sosial untuk hal-hal yang penting. Misalnya seperti untuk komunikasi dan bisnis. Jarang sekali membicarakan sesuatu hal yang nonsense,” ujar Edy. 

Edy juga menyoroti pentingnya saling menghormati perbedaan saat bermedia sosial, serta menyinggung banyaknya konten-konten yang beredar saling menyalahkan antara satu kelompok dengan kelompok tertentu lainnya. 

”Tidak hanya itu, netizen di Indonesia cenderung bersifat monopoli dengan membuat konten-konten provokatif. Konten ini cukup berbahaya buat masyarakat Indonesia yang multikultur,” kata Edy.

”Jangan kita memonopoli media dengan konten-konten provokatif, sehingga akan memicu perselisihan pendapat di masyarakat luas. Dan ini, kalau skala besar, akan berpotensi memecah persatuan antarmasyarakat”, pungkasnya.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article