Berbicara tentang teknologi digital maka tak lepas dari pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence, yang tidak banyak disadari oleh sebagian pengguna internet di ruang digital.
Pengenalan artificial intelligence ini merupakan salah satu pembahasan di webinar literasi digital yang diselenggarakan untuk masyarakat Kabupaten Jepara, Selasa (22/6/2021). Gerakan literasi digital nasional merupakan program yang dicanangkan Presiden RI Joko Widodo dalam mendukung percepatan transformasi digital dengan tujuan untuk mencapai masyarakat Indonesia yang lebih cakap digital.
Pada kegiatan ini hadir sejumlah narasumber: Muhammad Bima Januri, Indah Wenerda, Joko Priyono, dan Heru Prasetia. Serta key opinion leader Suci Patia dan moderator acara Triwi Dyatmoko. Masing-masing narasumber membagikan informasi seputar literasi digital dengan berpegang pada empat pilar: digital culture, digital ethics, digital safety, dan digital skill.
Dalam kesempatan tersebut, Muhammad Bima Januri, memberikan pengetahuan literasi digital seputar pemanfaatan kecerdasan buatan yang sebenarnya dekat dengan pengguna internet di ruang digital.
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), menurut pemaparan Bima Januri, merupakan kemampuan sebuah mesin atau sistem komputer untuk meniru perilaku manusia. Penggunaan AI dalam survei yang dilakukan oleh IDC Asia meningkat 14 persen di Asia Tenggara pada 2018. Sedangkan di Indonesia hingga 2021 ini terdapat 24,6 persen perusahaan yang mengadopsi sistem AI.
Hal ini menunjukkan, adaptasi AI semakin komprehensif. ”Pemanfaatan AI di Indonesia banyak berupa chatbot yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penggunanya,” jelas Bima Januri tentang pemanfaatan AI.
Sementara dari tahun ke tahun, Bima menyebutkan, terjadi peningkatan sebanyak 25 persen perusahaan Indonesia yang menggunakan chatbot. Biasanya AI ini banyak dimanfaatkan oleh perusahaan di bidang perbankan, e-commerce, telekomunikasi, bahkan pelayanan kesehatan.
“Dalam strategi nasional kecerdasan artifisial RI (Stranas KA) tahun 2020 terdapat lima bidang yang memanfaatkan AI ini yaitu kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan dan mobilitas,” papar Bima .
Sedangkan produk terapan AI yang digunakan di Indonesia di antaranya adalah chatbot, layanan pesan otomatis yang telah dibentuk berdasarkan kebiasaan pengguna saat menggunakan suatu layanan.
Kemudian virtual reality dan personalisasi produk. “Personalisasi produk itu seperti saat kita sedang melakukan pencarian di Google, sebenarnya jawabannya itu sudah menggunakan AI. Yaitu menggunakan jawaban terbaik dan paling optimal dari semua orang yang mencari menggunakan frasa atau kata yang sama,” jelas Bima.
Selain itu, ada juga internet of things dan kamera ponsel. “Kamera ponsel itu yang paling tidak kita sadari sudah menggunakan AI. Saat menggunakan kamera ponsel ini, dia akan membaca sensor cahaya dan menyesuaikannya, sehingga hasil foto yang dihasilkan terlihat bagus,” pungkasnya.