Sebuah tulisan beredar di grup-grup WA. Sayangnya, penulisnya anonim. Menarik, dan sangat kekininan, sayang kalau dilewatkan. — SOROGAN
Kenapa valuasi Gojek 10 kali lipat lebih tinggi daripada Garuda Indonesia? Padahal aset Gojek hanya aplikasi, sementara Garuda Indonesia mempunyai puluhan Boeing. Apakah ini model valuasi yang absurd, ataukah the magic of digital economy? Mari kita ulas filosofinya dengan renyah.
THREAD
Valuasi artinya harga jual sebuah perusahaan di mata investornya. Model valuasi konvensional mengukur harga perusahaan dari kemampuannya hasilkan laba. Juga dari total aset yang dimiliki dikurangi total hutang.
Valuasi Garuda Indonesia saat ini hanya Rp6 triliun, jauh di bawah valuasi Gojek yang sudah Rp75 triliun.
Valuasi Garuda buruk karena mereka memiliki utang Rp40 triliun, angka utang yang masif. Tahun lalu mereka juga rugi Rp2,7 triliun.
Valuasi Garuda Indonesia buruk, juga karena beban biaya operasional mereka tinggi plus beban bayar bunga hutang yang segede gaban. Kalau utangnya Rp40 triliun, asumsi bunga hutang 10% per tahun, maka Garuda butuh dana Rp4 triliun cash per tahun hanya untuk bayar bunganya.
SCARY
Zaman old, valuasi bisnis lebih fokus pada tangible asset atau aset fisik macam pabrik, tanah, bangunan, dan aset fisik lainnya. Zaman now, intangible assetatau aset ghaib diangggap lebih utama. Contoh intangible aset: brand image, hak paten, human capital, apps (aplikasi), atau digital platform.
Aset Facebook atau Google hanyalah aplikasi dan digital platform (plus server farm). Aset Toyota atau Boeing adalah ratusan pabrik seluas puluhan kali lapangan sepakbola. Tapi valuasi Facebook atau Google tembus Rp8.000 triliun, puluhan kali lipat di atas valuasi Toyota atau Boeing.
Di era ekonomi digital, kekuatan value sebuah apps bisa sangat masif. Instagram hanyalah sebuah aplikasi. Ya, Instagram itu cuma apps, bukan rocket science technology. Berapa valuasi Intagram hari ini? Rp1.000 triliun!
Mengapa sebuah aplikasi yang sangat simpel, harganya bisa ribuan triliun? Jawabannya, sebab di era internet ini, sebuah aplikasi bisa menjangkau miliaran user dalam detik yang sama. Itulah scalability power. The power of app economy. Dengan koneksi internet, ratusan juta user bisa ditangkap dengan seketika.
Filosofi digital seperti di ataslah yang juga menjelaskan mengapa valuasi Gojek atau Gopay saat ini sudah tembus Rp75 triliun.
Gojek atau Gopay hanyalah aplikasi. Mereka sama sekali tak punya aset fisik yang masif. Kekayaan mereka hanyalah intangible asset berupa aplikasi bersahaja bernama Gojek/Gopay. Aplikasi seperti itu dihargai mahal karena dengan internet, aplikasi itu bisa menjangkau jutaan pelanggan denga seketika. Nyaris tanpa beban biaya sama sekali.
Mengapa almost zero cost? Karena menangkap pelanggannya dengan digital connection. Bukan seperti bank yang harus punya ribuan kantor cabang yang amat mahal. Hanya dengan digital connection, saat ini Gopay sudah bisa meraih sekitar 30 jutaan pelanggan. Tanpa bantuan satu pun kantor cabang.
“… Dengan kekuatan digital, jumlah pengguna Gopay bisa di-scale dengan masif, dan hampir tanpa additional cost yang signifikan.”
Dan dengan kekuatan digital, user Gopay yang 30 juta itu dengan mudah bisa di-scale menjadi 100 juta. Juga tanpa bantuan satupun bangunan fisik atau ribuan pegawai teller.
Dengan kekuatan digital, jumlah pengguna Gopay bisa di-scaledengan masif, dan hampir tanpa additional cost yang signifikan. Branchless operation.
Nah, para investor optimis pengguna Gopay bisa tembus 100 juta dalam tiga tahun ke depan. Bayangkan, apa yang akan terjadi jika pengguna Gopay sudah tembus 100 juta? Sederhana, harga saham BCA dan Bank Mandiri bisa terpelanting dalam duka yang amat perih.
REVOLUSI BANK
Dan valuasi Gojek bisa makin naik menuju Rp200 triliun, dari angka Rp75 triliun saat ini.
Optimisme akan prospek pertumbuhan masa depan bisnis. Inilah juga salah satu kunci untk melakukan valuasi bisnis. Valuasi Gojek/Gopay dihargai amat mahal sebab investor yakin akan masa depan mereka.
Jadi, valuasi Gojek yg saat ini tembus Rp75 triliun terjadi krn faktor: 1. The power of digital apps. Aplikasi mereka bisa raih puluhan juta pelanggan dengan super efisien, 2. Optimisme investor bahwa kelak Gopay akan kuasai digital payment di Tanah Air.