Literasi digital perlu ditanamkan kepada pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar mampu mengembangkan pangsa pasar ke arah yang lebih luas.
Program literasi digital sendiri telah dimulai sejak Mei 2021 dengan kegiatan webinar yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat Indonesia. Melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI, pemerintah berupaya mendorong percepatan transformasi digital untuk menciptakan sumber daya yang cakap digital.
Pada diskusi hari ini, Rabu (14/7/2021), dipandu oleh Vania Martadinata diskusi virtual mengajak sejumlah narasumber: Seno Adi Nugroho (entrepreneur), Murniandhiny Ayusari (content writer), Alfarid (pegiat literasi komunitas), dan Isharsono (founder Istar Digital Marketing Center).
Hadir juga key opinion leader Adew Wahyu (tv presenter) yang ikut memantik diskusi virtual dengan tema “Komoditi dan Produk Lokal dalam E-Market” serta kaitannya dengan pilar literasi digital: digital ethic, digital safety, digital skill, dan digital culture.
Alfarid, pegiat literasi komunitas asli Wonosobo, memulai paparan dengan mengingatkan bahwa evolusi teknologi digital memberikan banyak peluang bagi UMKM, jika mau memanfaatkannya dengan tepat guna. Bahkan, mampu membawa produk lokal ke pangsa pasar yang lebih luas.
Menurutnya, penting mencari inovasi dalam mengolah komoditi dan produk lokal, sehingga bisa dinikmati oleh orang dari berbagai daerah. Hal ini menjadi PR besar juga untuk membawa UMKM untuk go digital.
Ia mencontohkan kuliner mi ongklok khas Wonosobo. Jika umumnya kuliner mi ongklok disajikan oleh warung dan pedagang kaki lima dengan siap santap, kini produk lokal ini sudah diinovasikan menjadi bahan makanan instan siap saji dan sudah masuk e-market, sehingga bisa dipesan oleh siapa saja yang ingin menikmati kuliner asli Wonosobo itu.
“Kearifan lokal inilah yang seharusnya didorong agar bisa masuk e-market agar produk di e-commerce tidak didominasi oleh produk luar. Tinggal bagaimana menemukan inovasi serta dukungan strategi pemasaran yang tepat,” ujar Alfarid.
Strategi pemasaran dalam mengembangkan usaha juga harus tepat sasaran. Mulai dari penentuan harga yang sesuai dengan kualitas, tempat pemasaran yang tepat seperti menggunakan media digital, melakukan promosi, memiliki bukti fisik dalam hal ini foto produk, serta penentuan konsumen yang tepat.
Sementara itu, Isharsono memberikan pengetahuan kecakapan digital yang harus dimiliki pelaku usaha agar dapat meraih penjualan produk lokal dalam skala nasional dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
Rahasia agar produk mudah ditemukan oleh mesin pencari adalah dengan menggunakan kata kunci. Caranya dengan melakukan riset keyword melalui layanan Gsearch Console, Ubersuggest dan layanan lainnya.
“Gunakan keyword yang spesifik dan buying keyword agar produk mudah ditemukan. Buat materi iklan baik berupa video, foto, maupun sales letter kemudian bagikan di semua media digital yang dipakai,” jelasnya.
Namun, syarat dalam mengunggah produk ke media sosial adalah dengan tidak terlalu rajin dan tidak terlalu malas.
“Upload satu foto atau video dalam satu kali sehari, namun diposting di semua platform, di sepuluh hingga dua puluh media sosial,” imbuhnya.
Dari segi respons, lanjut Isharsono, mempersiapkan tenaga layanan customer service dan support system seperti tenaga packing dan tenaga delivery juga perlu direncanakan.