Transformasi digital sedikit banyak telah membawa budaya baru pada usaha mikro kecil menengah (UMKM). Pelaku bisnis mulai beranjak dari cara konvensional melangkah ke platform digital. Apalagi sejak pandemi mobilitas sosial sangat terbatas dan teknologi menjadi cahaya pencerah untuk bisa menjaga perputaran ekonomi.
Transformasi digital UMKM menjadi topik yang dibahas sangat antusias dalam webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk masyarakat Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, Kamis (5/8/2021). Literasi digital merupakan program nasional pemerintah untuk menciptakan kecakapan masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi digital. Yakni dengan berpegang pada empat pilar: digital culture, digital ethics, digital skill, dan digital safety.
Tenaga Ahli DPR RI Freesca Syafitri sebagai salah satu narasumber pada diskusi virtual ini lebih menyoroti bagaimana meningkatkan kecakapan digital dalam membuat konten media sosial yang menarik untuk mempromosikan produk UMKM. Saat ini, jika dilihat, masyarakat Indonesia memiliki potensi UMKM yang sangat tinggi. Sayangnya, dari 36 persen UMKM yang memiliki akses internet tidak dibarengi dengan upaya serius untuk mempromosikan produknya.
Bahkan, dari jumlah tersebut, hanya sekitar enam hingga tujuh persen barang UMKM lokal yang dijual di marketplace, selebihnya merupakan barang impor. Hal ini sangat disayangkan, terlebih karena pengguna internet dan media sosial Indonesia termasuk tinggi.
Ada empat klaster sistem digital yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk mempromosikan produk UMKM. Teknologi ‘cloud computing’ dimanfaatkan untuk menyimpan hasil produk berupa file digital, sistem share economy seperti Gojek sangat membuka peluang bagi yang ingin memulai usaha, e-commerce menjadi tempat untuk melapak berbagai jenis produk dengan jangkauan lebih luas. Dan, yang lagi ngetren saat ini adalah pemanfaatan media sosial sebagai sarana marketplace.
“Sebagai pebisnis, mempunyai kebebasan memilih platform digital. Mulailah dengan membuat konsep baru dengan mengamati tren yang sesuai dengan konsep yang diinginkan,” jelas Freesca.
Digitalisasi UMKM sangat bermanfaat dalam mempercepat proses usaha, informasi lebih cepat, mudah mendapatkan referensi untuk meningkatkan daya saing, memperluas jangkauan pangsa pasar. Pemasaran produk lebih efisien, mudah dan hemat biaya, dan juga sangat efektif saat kondisi pandemi.
Sebenarnya, untuk memulai transformasi, kata Freesca, dapat dilakukan dengan mengubah pola pikir tentang UMKM, menerapkan budaya digital, dan mempraktikkannya. Baru setelah itu menentukan produk dan profile brand, mempromosikan, dan mencari target pasar yang tepat.
“Gunakan platform digital yang ada, dan lengkapi kemampuan digital skill. Membuat foto produk yang menarik sebagai etalase bagi konsumen untuk melihat kualitas produk dan pelayanan. Serta membuat deskripsi produk dengan jelas dengan menyertakan jenis produk, bahan, manfaat, serta keterangan penting lainnya. Dengan data yang jelas akan membuat konsumen lebih cepat memutuskan untuk membeli produk daripada hanya memberikan informasi yang setengah-setengah,” pungkasnya.
Senada dengan Freesca, pemilik Rempah Karsa Puji F. Susanti menyatakan, dari sekitar 64,2 juta UMKM yang ada di Indonesia, baru 17,1 persen yang telah menggunakan fasilitas daring (media digital) untuk berjualan dan memperkenalkan produknya. Padahal UMKM berkontribusi antara 56-59 persen terhadap PDB dan memiliki kemampuan menyerap 97 persen angkatan kerja, atau terbesar dibanding sektor lainnya.
Digitalisasi UMKM, selain mampu meningkatkan transaksi penjualan juga akan menambah volume produksi hingga berdampak pada besaran perputaran uang sektor tersebut. Manfaat digitalisasi UMKM, menurut Puji, di antaranya menghemat biaya pemasaran, jangkauan pemasaran lebih luas, pendapatan semakin meningkat, memudahkan UMKM untuk melayani konsumen secara real time, dan memiliki kesempatan bersaing dengan bisnis berskala besar.
”Tantangan digitalisasi UMKM di Indonesia berhadapan dengan rendahnya tingkat literasi digital, literasi keuangan, dan literasi keuangan digital para pelaku UMKM,” tegas Puji.
Diskusi virtual yang dipandu oleh Dannys Citra itu juga menghadirkan pemateri lain, yakni: Misbachul Munir (fasilitator UMKM desa), Puji F. Astuti (entrepreneur), dan Ibnu Novel Hafidz (creative entrepreneur). Hadir pula Adew Wahyu (content creator) sebagai key opinion leader.