Konsep pendidikan tradisional telah berubah secara radikal dalam beberapa tahun terakhir. Hadir secara fisik di ruang kelas bukan satu-satunya pilihan belajar lagi. Memasuki era baru, kini akses ke pendidikan berkualitas dapat dengan mudah dilakukan kapan pun dan di mana pun melalui internet.
Peneliti Magister Administrasi Publik (MAP) UGM Nanik Lestari mengatakan, ada beberapa tips sukses dari pelaksanaan belajar secara online, terutama untuk para pendidik. Menurutnya, baik guru maupun siswa harus tetap bergembira dan tidak stres dalam menjalankan pembelajaran secara dalam jaringan (daring). Selain itu, guru dan siswa juga sebaiknya memahami dengan baik cara mengoperasikan teknologi informasi belajar daring.
”Dalam pelaksanaannya, guru dapat membagi kelas menjadi kelompok dan memberikan tugas yang bisa dikerjakan bersama-sama,” ujar Nanik dalam webinar literasi digital bertema ”Kiat-Kiat Sukses Berprestasi di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo untuk warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (31/8/2021).
Dalam pelaksanaan pembelajaran secara online, menurut Nanik, hal itu juga tak bisa dilepaskan peran serta bagi orangtua atau wali murid. Karena, selain guru, orangtua juga harus memberikan dukungan kepada anaknya agar tetap nyaman belajar dari rumah.
Nanik menegaskan, dukungan dari orangtua bisa dalam bentuk menciptakan rutinitas terhadap anaknya. ”Buat jadwal harian untuk tidur, berolahraga, belajar, bermain dan bersosialisasi,” kata dia.
Selain itu, di tengah kesibukan, orangtua juga harus bisa menyempatkan waktu untuk mengajak komunikasi dengan anak. ”Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak tanpa gangguan tv dan ponsel,” ujar Nanik di depan 250-an partisipan webinar.
Dosen Fisipol UGM ini menambahkan, orangtua juga bisa memberikan edukasi kepada anak mengenai bagaimana agar aman di dunia online. Seperti, diskusi mengenai keselamatan atau risiko anak, bagaimana cara perlindungan maupun mengamankan data privasinya. ”Bangun juga komunikasi dengan guru dan orangtua wali murid,” tuturnya.
Sedangkan untuk menjaga keamanan pribadi saat menjadi pengguna digital, dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa di antaranya, melakukan privasi identitas digital, selektif dan cermat dalam memanfaatkan aplikasi dan fitur digital. Kemudian, memproteksi password secara rahasia dan menggantinya secara berkala.
Narasumber lain, peniliti UGM Sabinus Bora Hangawuwali mengatakan, dalam pelaksanaan pembelajaran online, peserta didik maupun pendidik harus memiliki skill digital. Yakni kemampuan mengenal, mengakses dan mengoperasikan perangkat yang dipunyai. Baik itu perangkat seperti komputer maupun smartphone, dan perangkat lunak semisal aplikasi WhatsApp, Youtube, Facebook dan sebagainya.
Menurut Bora, konsep merdeka belajar bisa berarti menjalankan proses belajar tidak hanya dilakukan di ruang kelas. Sehingga, durasi belajar di ruang kelas menjadi berkurang dan lebih banyak belajar di waktu dan ruang yang berbeda. ”Sistem belajar dibalik, teoritis lebih banyak di luar kelas. Sedangkan praktik di dalam kelas,” katanya.
Dalam pelaksanaannya, konsep merdeka belajar juga harus memperhatikan perasaan nyaman dari siswa sehingga kemampuannya bisa semakin terasah. ”Selain itu, dalam konsep merdeka belajar ini siswa diajak menerapkan ketrampilan yang ia sudah pelajari dalam berbagai situasi. Seperi belajar bagaimana cara instalasi komputer, memecahkan kode struktur, dan coding,” ucapnya.
Diskusi virtual yang dipandu oleh moderator Vania Martadinata itu, juga menghadirkan narasumber Siska Sasmita (staf pengajar Universitas Negeri Padang), Yanti Wijiastuti (Guru SMAN 1 Bantul), dan Ketua MKKS Kabupaten Bantul, Ngadiya selaku key opinion leader.