Senin, November 18, 2024

Keluar dari candu internet, mengubah kebiasaan konsumtif jadi produktif

Must read

Teknologi dan internet adalah satu paket yang menjadi kebutuhan sehari-hari di era transformasi digital, khususnya ketika pandemi Covid-19 mulai menyebar. Sayangnya, penggunaan teknologi yang tidak bijak dapat membuat orang kecanduan alih-alih produktif.

Itulah tema bahasan yang muncul dalam webinar yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (2/9/2021). Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Nasional Literasi Digital: Indonesia Makin Cakap Digital, yang dilaksanakan untuk meningkatkan kecakapan masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Webinar dipandu oleh Agung Prakoso (founder ATV Creative Asia) dengan menghadirkan empat narasumber: Abas F. Basuni (Joglo Property),  Luqman Hakim (content writer Kaliopak.com), Irfan Bahtiar (social media enthusiast), dan Siska Sasmita (dosen Universitas Negeri Padang). Hadir pula tv presenter Vanda Rainy sebagai key opinion leader. Masing-masing narasumber menyampaikan materi diskusi dengan pendekatan empat pilar literasi digital: digital ethics, digital culture, digital skills, dan digital safety.

Saat memberikan kata sambutan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo antara lain menyampaikan, transformasi digital telah mengubah tatanan pola hidup dengan cepat. Oleh sebab itu, masyarakat harus cepat beradaptasi dengan menyelami lebih dalam lagi dunia digital. Bukan sebagai tempat hiburan saja, tetapi untuk menyebarkan hal-hal positif, serta tidak memperkeruh dengan hal-hal negatif.

Dalam paparannya, Abas F. Basuni mengatakan, kondisi alam dengan adanya pandemi rupanya cukup adil karena ditunjang dengan perkembangan teknologi yang dapat membantu mempermudah kegiatan sosial masyarakat. Teknologi yang dulu hanya menjadi pendukung sarana komunikasi, sekarang dibutuhkan di hampir segala aspek. Baik untuk bekerja, belajar, mencari informasi, bersosialisasi, belanja, hingga mencari pekerjaan.

Akan tetapi dengan adanya kebiasaan baru tersebut, aktivitas daring dapat berdampak menimbulkan kecanduan internet. Yakni, terlalu banyak menghabiskan waktu dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya.

”Kecanduan internet bisa berupa apa saja. Terjerumus dalam lingkaran transaksi digital secara impulsif atau lapar mata, judi dan game online, bahkan cyberporn. Agar terhindar dari kecanduan internet, setiap warga digital, khususnya yang mengikuti webinar ini, dapat menjadi virus atau agen pengendali sosial lingkungan. Menjadi manusia yang lebih produktif, menggunakan internet sesuai kebutuhan dan mempertimbangkan sisi positif dan negatifnya,” jelas Abas.

Menyambung diskusi, Irfan Bahtiar mengatakan, transformasi memang memaksa masyarakat untuk lebih adaptif dan aware dengan perkembangan teknologi. Kondisi ini akhirnya menciptakan kebiasaan baru atau kultur digital di mana segala sesuatu membutuhkan teknologi dan internet. Namun, keterikatan pada internet yang berlebihan tanpa paham kebutuhan menjadi candu yang tidak baik.

Faktor pendorong kecanduan internet dapat disebabkan oleh sejumlah hal. Pengguna menganggap internet sebagai media untuk melarikan diri, menumpahkan emosi, memiliki rasa malu berlebih untuk berinteraksi sosial, dan tentu saja karena kemudahan teknologi yang bisa didapat.

”Padahal terlalu banyak menghadap layar perangkat digital dan beraktivitas daring dapat merusak kesehatan secara fisik dan menyerang sisi psikologis. Dan, bahaya dari kecanduan internet membuat kita menjadi terlalu konsumtif,” jelas Irfan.

Oleh sebab itu, peran orangtua sangat penting untuk memberikan pendampingan kepada anak agar aktivitas daringnya tidak sampai pada tingkat kecanduan. Caranya, dengan mengajarkan dan memberi panutan untuk menggunakan gawai dan berinternet sesuai kebutuhan. Selain itu, mampu mengontrol diri agar tidak menggunakan internet atau perangkat digital untuk hal-hal yang tidak dibutuhkan.

”Cara mengubah candu berinternet adalah menjadi produktif. Memang gampang diucapkan, tapi perlu pembiasaan untuk dilaksanakan. Menjadi produktif dengan mengekspresikan ide, gagasan menjadi sebuah konten yang bermanfaat, menghibur, dan mengedukasi. Menjadi kreator konten berupa infografis, content writer, copywriter. Memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran karya, produk, dan jasa, atau menjadi social media specialist,” urainya.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article