Temanggung – Co-Founder Jelajah.live, Agus Supriyo mengatakan transnasional merupakan sebuah jenis sistem sosial di abad 21 yang menitikberatkan pada integrasi seluruh dunia tanpa adanya sekat antara negara satu dengan yang lain. Hal ini merupakan bentuk nyata adanya aspek globalisasi dengan segala perubahan yang terjadi pada peradaban manusia.
Transnasional juga merupakan salah satu cara berpikir sekelompok orang yang berbeda dengan sebelumnya mengenai hubungan antar unsur kebudayaan. Untuk mengenal satu sama lain seakan tidak ada batasan apapun asal ada kesamaan yang dijadikan alasan untuk membuat sebuah komunitas atau organisasi.
Kejahatan transnasional yang sangat mungkin terjadi ialah kasus pencucian uang, penyelundupan manusia atau imigran gelap, perdagangan manusia, perdagangan organ tubuh, atau material nuklir, serta segala hal yang berkaitan dengan kejahatan dan melibatkan banyak orang.
Secara teknis, kejahatan dunia maya bisa bersifat social engineering dengan ragam bentuk yang diterima calon korban mulai dari SMS, telepon, email bahkan dalam bentuk virus serta pembajakan maupun peretasan akun dan kloning platform yang dimiliki masyarakat.
“Kejahatan dunia maya di antaranya Scam, Spam, Pishing, Hacking,” katanya dalam webinar literasi digital dengan tema ‘Kejahatan Transnasional di Dunia Maya’ yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, 14 Juli 2021.
Modus kejahatan berupa scam misalnya, biasanya para pelaku meminta uang dengan alasan ada kerabat yang sakit dan ingin dilarikan ke rumah sakit. Kemudian modus mengirimkan barang untuk korban, namun tertahan di imigrasi.
Modus ini biasanya para korban dimintai sejumlah uang oleh para pelaku untuk biaya kesehatan, atau alasan perbaikan kendaraan jika modusnya kecelakaan. “Untuk mencegah kejahatan ini, periksa identitas, jangan beri banyak informasi di platform digital. Jaga data pribadi,” kata dia.
Kemudian cara untuk mencegah phising, yakni jangan klik sembarang tautan. Lalu tidak menginstall aplikasi bajakan dan tidak mengakses website film maupun software illegal. “Untuk mencegah hacking, gunakan password yang kuat dan diganti berkala. Aktifkan fitur 2-Factor Autentification, install firewall dan Anti-Virus,” ucapnya.
Narasumber lain dalam webinar ini, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas, Teknologi Yogyakarta (UTY), Ade Irma Sukmawati mengatakan agar aman menggunakan platform digital ada tips dan triknya. Misal untuk aplikasi Zoom, penguna sebaiknya menyesuaikan setelan dengan kebutuhan. “Optimalisasikan tampilan agar penggunaan fitur dapat mendukung komunikasi daring yang efektif,” kata dia.
Begitu juga untuk aplikasi WhatsApp, sesuaikan setelan perangkat dengan kebutuhan penggunaan. “Lakukan penyesuaian pada setelan sehingga menghindari masalah penggunaan,” ucapnya.
Adapun dalam penggunaan media sosial, lindungi identitas pribadi yang dimunculkan dalam akun. Hindari pelanggaran dalam menggunakan media sosial. “Sesuaikan penggunaan media sosial dengan spesifikasi gawai dan ketersediaan layanan jaringan,” paparnya.
Dipandu moderator Zacky Ahmad, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Dewi Bunga (Dosen UHN IGB Sugriwa Denpasar), Titok Haryanto (Alterasi Indonesia), dan Artist Manager dan Social Media Marketer Dede Fajar Kurniawan, selaku key opinion leader. (*)