Sabtu, November 23, 2024

Cakap dan cerdas dalam bermedia sosial

Must read

Wonosobo – Teknologi digital yang semakin berkembang pesat membuat manusia banyak mengalihkan kegiatan di ruang fisik menjadi ke ruang digital. Salah satu ruang digital itu adalah media sosial, tempat banyak orang berinteraksi satu sama lain. Tentunya, kecakapan dan kecerdasan diperlukan oleh manusia dalam berinteraksi di ruang digital.

Pada sesi webinar literasi digital yang diadakan oleh Kementerian Kominfo untuk masyarakat kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada Jum’at (13/08), narasumber Astin Meiningsih menjelaskan tentang transaksi yang saat ini dapat dilakukan di ruang digital, khususnya melalui e-commerce.

Astin Meiningish menyatakan, meskipun masyarakat Indonesia sudah kenal dengan tipe transaksi ini, namun dalam kenyataannya masih banyak ditemui masalah yang berkaitan dengan kecakapan dan kecerdasan masyarakat dalam menggunakannya. “Seperti kita tahu, kasus pembeli yang memaki kurir adalah salah satu akibat dari ketidakcakapan dalam bertransaksi di ruang digital,” jelasnya pada peserta webinar.

Astin Meiningsih, yang merupakan owner Astina Tour, mengatakan bahwa penyebabnya adalah prinsip etis bermedia digital yang tidak diperhatikan oleh pengguna ruang digital. Di antaranya adalah kesadaran, integritas, tanggung jawab, dan kebajikan.

Selain itu, Astin Meiningsih menjelaskan kompetensi etis yang harus dimiliki oleh setiap pengguna ruang digital. Astin menyebutkan ada empat kompentensi. “Kita harus paham dan menerapakan etiket, waspada pesan hoaks, paham dalam berinteraksi, dan bertanggung jawab,” ujarnya.

Muhammad Yusuf, narasumber lain dalam webinar, menjelaskan lebih lanjut tentang keamanan dalam transaksi di ruang digital. Menurut Muhammad Yusuf, kecakapan dan kecerdasan dalam menggunakan ruang digital diperlukan untuk menjaga keamanan diri dalam bertransaki secara online.

Selain itu, Muhammad Yusuf, yang merupakan dosen Universitas Sains dan Al Qur’an Wonosobo, menjelaskan bahwa manfaat teknologi informasi dan transaksi digital cukup banyak. “Pemanfaatan ini dapat mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, tren transaksi digital yang semakin bertumbuh menjadi dorongan bagi para pelaku usaha untuk merambah ke ruang digital. Menurut Katadata, penggunaan e-wallet dalam setahun mencapai 65 persen, disusul transfer bank 52 persen dan minimarket 39 persen. Oleh karena itu, masyarakat harus paham model transaksi online yang sudah ada.

“Di antaranya yang sudah populer di masyarakat adalah consumer to consumer, contohnya Tokopedia, dan OLX,” ujarnya.

Namun, Muhammad Yusuf mengatakan bahwa Indonesia juga harus melewati tantangan dalam transaksi online. Menurutnya, yang paling rentan adalah risiko keamanan yang masih rendah. “Kita masih rentan dengan serangan siber, dan juga maraknya penipuan di ruang digital memperparahnya,” jelasnya.

Muhammad Yusuf memberi saran dalam bertransaksi online supaya aman. Muhammad Yusuf menghimbau untuk memilih toko online yang terpercaya, dan selalu menyimpan bukti transaksi.

Dipandu oleh moderator Bobby Aulia (Entertainer), webinar ini juga menghadirkan Abraham Kevin (Musisi) sebagai key opinion leader, narasumber Widiasmorojati (Entrepreneur), dan Rizqika Alya Anwar (Head of Operation PT Cipta Manusia Indonesia). (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article