Rabu, Desember 25, 2024

Berbagai cara bangkit saat pandemi dengan menguatkan literasi digital

Must read

Sekretaris LP3M UNU Yogyakarta Suharti menyatakan, bangkit di era digital ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dan melibatkan berbagai sektor mulai ekonomi, pendidikan, dan sosial.

“Era pandemi Covid-19, wirausaha digital dapat memanfaatkan waktu dengan menguatkan literasi digital bidang ekonomi digital misalnya. Karena era digital tidak cukup bermodalkan 1-2 kemampuan di bidang teknologi saja, tetapi juga harus peka terhadap inovasi teknologi yang didukung dengan penemuan ide kreatif,” kata Suharti saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Bangkit dari Pandemi dengan Literasi Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Rabu (6/10/2021).

Dalam webinar yang diikuti 200-an peserta itu, Suharti menuturkan sekarang manusia memasuki era disrupsi, sebuah era terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental yang mengubah semua sistem tatanan dan landscape yang ada ke cara-cara baru.

Manfaat literasi digital sebagai kegiatan mencari dan memahami informasi dapat menambah wawasan individu meningkatkan kemampuan agar lebih kritis dalam berpikir, serta memahami informasi, kreatif, dan inovatif.

“Literasi memudahkan komunikasi memperluas jaringan menambah penguasaan kosakata individu dari berbagai informasi yang dibaca, meningkatkan kemampuan verbal individu, meningkatkan daya fokus serta konsentrasi individu, juga menambah kemampuan individu dalam membaca merangkai kalimat serta menulis informasi,” katanya.

Penerapan literasi digital juga hendaknya menyentuh ranah pendidikan. Misalnya penyediaan kelas virtual seperti yang dilakukan selama pandemi, pengarsipan digital yang lebih menghemat tempat, memanfaatkan media sosial sebagai sarana peningkatan usaha dan kewirausahaan, pembuatan petisi daring sebagai kontrol sosial dan juga mencari pekerjaan.

“Dalam dunia pendidikan di era digital ini perlu pengembangan kurikulum pendidikan berbasis teknologi, khususnya mengenai pembelajaran blended learning untuk mengkombinasikan atau menggabungkan berbagai teknologi berbasis web untuk mencapai tujuan pendidikan,” kata dia.

Kombinasi itu untuk menghasilkan suatu pencapaian pembelajaran yang optimal dengan atau tanpa teknologi pembelajaran. Kombinasi banyak format teknologi pembelajaran misalnya seperti video tab, cd-rom, film dengan pembelajaran tatap muka.

Narasumber lain, peneliti Alterasi Indonesia Sunaji Zamroni mengatakan penerapan kecakapan literasi digital untuk bangkit tak bisa serta merta atau secara membabi buta dilakukan dengan mengabaikan etika digital yang berlaku.

“Dalam era digital kita perlu memahami etika digital sebagai sebuah kemampuan untuk menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan dan mempertimbangkan perkembangan tata kelola etika digital dalam kehidupan sehari-hari,” kata Sunaji.

Salah satu fungsi etika digital dalam penguat literasi itu untuk memilah secara benar saat berkomunikasi di berbagi layanan platform digital sesuai fungsinya. “Platform digital itu ada beragam jenis, ada yang khusus untuk berinteraksi, bertransaksi, dan publikasi, ini harus dibedakan,” kata dia.

Webinar ini juga menghadirkan narasumber lain seperti Direktur IT ATSOFT Teknologi Andrey Ferrian, Kaprodi Magister Ilmu Administrasi Fisip Untira Banten Ipah Emi Jumiati, serta dimoderatori Nadia Intan juga Sherrin Taria selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article