Sabtu, November 16, 2024

Belanja online menyenangkan, tapi jangan sampai tertipu

Must read

Social Media Enthusiast Irfan Bahtiar mengungkapkan, saat ini sebagian besar kebutuhan harian masyarakat sudah bisa didapatkan melalui transaksi online. Transaksi non-tunai ini kian diminati karena kepraktisannya yang hanya membutuhkan akses melalui telepon pintar, juga karena berbagai macam promo berkat makin banyaknya pemain e-commerce.

“Banyak yang mendapatkan sisi positif, tapi tak sedikit yang merasakan sisi negatif dari transaksi online ini. Salah satunya terkait kerawanan tindak penipuan,” kata Irfan saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Cakap, Cerdas, dan Cermat: 3C Bertransaksi Online” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (18/8/2021).

Irfan menuturkan, dari berbagai kasus penipuan dalam bisnis dan transaksi online, kesalahan yang sering terjadi seringkali berulang antara satu pengguna dan pengguna lain. Umumnya karena kelengahan sebelum mulai transaksi, saat transaksi, dan setelah transaksi.

“Untuk aman bertransaksi online, satu hal mendasar yang pertama diperlukan adalah memeriksa seksama toko online yang hendak diakses. Pilih toko online, e-commerce yang terpercaya saja,” kata Irfan. Di Tanah Air, ada sejumlah e-commerce belanja online yang dikenal seperti Tokopedia, Shopee, Buka Lapak, Lazada, JDID, dan BliBli.

“Jika toko yang terpercaya sudah diperoleh, cermati deskripsi produk dan pahami kebijakan belanja online di toko online itu dengan teliti,” tutur Irfan. Irfan mewanti-wanti para pengguna yang selama ini doyan berburu harga murah, karena faktor harga ini kerap menjadi perangkap para penjahat.

“Harga yang ditawarkan penjual jauh lebih murah dari harga pasar menjadi satu indikasi penipuan. Jadi, jangan keburu senang dulu saat mendapatkan harga terlampau murah sebelum melakukan perbandingan,” urai Irfan, seraya mengingatkan bahwa harga terlalu jatuh juga mengindikasikan barang yang ditawarkan bisa jadi palsu atau KW.

Irfan melanjutkan. Dalam transaksi online, jika masih ragu dengan pembayaran sistem transfer langsung, maka disarankan memakai cara paling aman dan minim risiko. Berbagai situs e-commerce telah menyediakan sistem rekber atau rekening bersama, yang menguntungkan bagi pembeli.  

Melalui sistem rekber ini, selain meminimalisir risiko penipuan online, transaksi pun lebih terjamin, aman, dan nyaman. Begitu pula bagi penjual, sistem rekber selain mengatasi rasa ketidakpercayaan pembeli dan meningkatkan keamanan transaksi, juga menjaga reputasi serta kredibilitas penjual. “Jangan lupa, selalu simpan bukti transaksi dengan baik untuk antisipasi klaim sepihak,” pesan Irfan. 

Irfan menyebut, dalam transaksi online memastikan keamanan perangkat juga perlu agar segala kerawanan pembobolan tak terjadi. “Yang jelas penting pula menghindari membagikan data pribadi,” tegas Irfan. Ia menyarankan, ketika pengguna memilih situs belanja online, pastikan dulu kebijakannya tidak membahayakan data pribadi yang dibutuhkan dalam proses transaksi. Sebab, jika tidak teliti, data pribadi yang diberikan bisa digunakan untuk transaksi online yang tak kita ketahui dan setujui.

Narasumber lain dalam webinar, konsultan bisnis Widiasmorojati mengungkapkan, kemajuan teknologi digital memudahkan banyak orang melakukan berbagai hal. Mulai dari berkomunikasi, berbelanja, sampai menciptakan hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

“Tentu saja pemanfaatan teknologi secara bijaksana jadi prasyarat mutlak, agar kemajuan itu bisa berguna bagi banyak orang,” kata Widiasmorojati. Ia lalu mengatakan ihwal pentingnya memegang nilai-nilai amalan Pancasila, termasuk dalam pemanfaatan ruang digital.

“Lewat pemahaman terhadap nilai-nilai Pancasila dalam pemanfaatan teknologi digital, kita bisa memiliki panduan seperti memanusiakan pengguna digital lain dan menghargai perbedaan yang ada,” jelas Widiasmorojati.

Webinar yang dimoderatori Eka Tura Johan ini juga menghadirkan dua narasumber lain, yakni: direktur Joglo Property Abas S. Basuni dan fasilitator UMKM Desa Misbachul Munir, serta Michelle Wanda selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article