Generasi yang lahir dengan kondisi perkembangan teknologi yang sangat pesat, menghabiskan waktunya dengan menggunakan dan dikelilingi oleh komputer, videogame, pemutar musik digital, kamera video, ponsel, dan semua mainan dan alat lain dari era digital.
“Ciri generasi digital salah satunya menunjukan eksistensi diri dengan beragam media digital, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube,” ujar Dosen Fakultas Ilmu Administrasi Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Indonesia Retno Kusumastuti Hardjono saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Adaptasi Empat Pilar Literasi Digital untuk Siswa” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (21/9/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu Retno menuturkan ciri lain generasi digital yakni adanya kebebasan berekspresi, tidak ingin diatur dan dikekang.
“Internet bagi mereka menawarkan kebebasan tersebut. Proses belajar menjadi instant dengan menggunakan mesin pencari google dan lainnya. Generasi digital menunjukan sikap keterbukaan, blak-blakan, dan berpikir lebih agresif,” kata Retno.
Dalam pembelajaran online yang dihadapi generasi digital saat ini, perlu diketahui ada jarak yang menyebabkan etika dan perilaku tidak terlihat secara nyata. Hal ini disebut psychological distance.
“Maka dari itu perlu diajarkan soal Netiket, tata krama di ruang digital,” kata dia. Netiket ini meliputi sejumlah langkah. Mulai dari bersihkan hati dan luruskan niat untuk mencari ilmu, mempersipkan diri semua keperluan dalam belajar, tegakkan kedisiplinan tepat waktu sebelum jadual kelas, menggunakan pakaian yang pantas, sopan dan bersih.
“Identitas wajib menggunakan format identitas nama asli dan memastikan mute speaker suara menyala sesuai waktunya,” kata Retno.
Netiket lainnya yang perlu dipahami peserta didik menyalakan camera video dan fokus mengikuti pembelajaran. “Sopan santun saat berbicara atau berkomunikasi dan menghormati guru serta tidak melakukan aktifitas lainnya dalam proses pembelajaran juga bagian netiket era digital ini,” kata dia.
Retno menuturkan peran guru dalam proses pembelajaran online cukup vital dalam mendorong disain pendidikan yang humanis, mengarahkan penggunaan teknologi, membuat metode pembelajaran inovatif, serta kerjasama dengan pihak lain.
Narasumber lain webinar itu, CEO Sempulur Craft Imam Wicaksono menekankan pentingnya cakap berliterasi digital bagi pendidik juga peserta didik. “Tujuannya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan menumbuhkan rasa keingintahuan akan ilmu pengetahuan serta membentuk pribadi yang kreatif, inovatif dan senantiasa berpikir kritis,” kata Imam.
Misalnya cakap memoles slide presentasi, lantaran presentasi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk memberikan pendapat atau informasi kepada orang lain. “Peserta didik perlu dibekali kecakapan interaksi di ruang digital ini,” kata dia.
Webinar ini juga menghadirkan narasumber lain konsultan media Prasidono Listiaji, Kepala Kantor Kemenag Banyumas Akhsin Aedi serta dimoderatori Ayu Perwari juga Dibyo Primus selaku key opinion leader. (*)