Pemenuhan kebutuhan ekonomi saat ini tengah bergeser dengan adanya media digital dan media sosial. Terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19, digitalisasi menjadi kebutuhan yang tidak bisa dikesampingkan.
Media digital seperti penggunaan smartphone merupakan hal penting dewasa ini. Namun, bagaimana penggunaannya itu bergantung kepada user atau pemakainya.
Dalam webinar literasi digital gelaran Kementerian Kominfo pagi ini, Kamis (17/6/2021), Ade Irma Sukmawati menyatakan bahwa hampir setiap individu memiliki smartphone atau gawai, bahkan mungkin lebih dari satu.
“Artinya apa? Kita semua diharapkan memiliki bekal personal untuk memahami gawai yang kita miliki. Ini adalah hal mutlak yang harus dimiliki, sebab dalam keseharian gawai menjadi hal yang dimiliki secara personal,” jelas Ade dalam webinar yang diselenggarakan untuk warga masyarakat Kabupaten Banjarnegara.
Dengan kepemilikan gawai, lanjut Ade, user juga perlu mengenali software dan hardware agar semakin cakap dan terampil dalam pengoperasiannya serta melakukan optimalisasi penggunaan perangkat digital yang dimiliki.
“Kenapa harus mengoptimalisasi fitur gawai yang kita punya? Kalau saya menyarankan, medsos kita tidak hanya untuk sosialisasi tapi bisa dioptimalisasi dengan mendatangkan nilai ekonomi,” lanjutnya.
Ade Irma mencontohkan, bagaimana mengangkat potensi pertanian di Banjarnegara melalui media sosial, sehingga dapat optimal meski di tengah pandemi.
Aplikasi Tani Hub yang menjadi mediator antara petani dan pedagang misalnya, bisa disinkronisasi dengan medsos lainnya.
“Contohnya di Instagram. Kita bisa melakukan sinkronisasi aplikasi tersebut dengan cara mengubah akun personal menjadi akun bisnis. Setelah mengaktivasi profil bisnis, akun ini bisa kita sinkronisasi dengan Tani Hub tadi, yakni dengan memanfaatkan link tree. Hal ini akan menghubungkan orang secara lebih luas, sehingga bisnis juga semakin dikenal,” urai Ade.
Namun Ade Irma mengingatkan, dalam bermedia – salah satunya dalam berbisnis – masyarakat harus tahu syarat dan ketentuan dari aplikasi yang digunakan.
“Optimalisasikan fitur medsos yang disediakan untuk meningkatkan awareness produk. Serta pastikan data yang dibagikan untuk tujuan bisnis berbeda dengan data personal,” tuturnya.
Ade menyebutkan, menurut Kementerian Kominfo seseorang disebut cakap bermedia jika memenuhi empat kompetensi, yakni memiliki kemampuan digital atau digital skill, etis dalam bermedia (digital ethics), digital safety, serta digital culture. Selain Ade Irma, tampil juga dalam webinar yang dipandu Nabila Nadjib ini, tiga narasumber lain. Yakni, Aditio Purnomo, seorang penulis dan social media planner; Ahmad Ghozi, seorang pekerja sosial; dan Muhammad Arwani dari Kementerian Desa. Webinar makin semarak dengan tampilnya Ranny Rach selaku key opinion leader.