Kepala MAN 4 Kebumen, Muhammad Siswanto menuturkan, penyebaran nilai Pancasila di era digital penting bukan lantaran status keberadaannya sebagai ideologi negara. Namun, juga karena berbagai hal melatarinya.
“Tapi salah satunya karena Pancasila itu digali dari bumi nusantara yang majemuk, itu merupakan kearifan lokal Indonesia yang diintegrasikan untuk memperkaya budaya,” kata Siswanto saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Adaptasi Empat Pilar Literasi Digital untuk Siswa” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis (30/9/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Siswanto menyatakan budaya digital di Indonesia perlu memiliki karakteristik Pancasila dengan latar belakang ketika media komunikasi beranjak cepat menuju digital, maka praktek budaya kita pun mau tak mau mengalami perubahan berbagai nilai.
“Satu tantangan besar dalam menghadapi era digital adalah terbukanya akses, proses yang cepat dan instan,” kata dia.
Siswanto menyebut kemudahan akses dan kecanggihan teknologi digital selama ini lebih bergerak untuk memperkaya pengetahuan dan keterampilan para pengguna. Namun tanpa dibingkai oleh nilai budaya dan karakter. Jika demikian semua pengetahuan yang diperoleh pun menjadi sia-sia belaka.
“Tanpa nilai-nilai budaya, ilmu itu tak akan terdorong untuk dimanfaatkan bagi kemanusiaan,” kata dia.
Narasumber lain webinar ini, seorang praktisi digital marketing strategist Femikhirana Widjaya mengungkap ada sejumlah kebiasaan untuk melindungi personal data bagi para pengguna digital agar terhindar dari masalah.
“Rawatlah ruang digital seperti merawat rumah sendiri, dengan diberi kunci password yang kuat, diganti secara berkala,” kata dia.
Password yang kuat, ujar Femikhirana meliputi angka, huruf besar, huruf kecil, tanda baca. Juga perlu pisahkan email untuk urusan sekolah, bermain, dan perbankan.
Femikhirana mewanti-wanti jangan pernah hanya punya satu email untuk semua kepentingan. Karena sekali email itu bocor datanya semua akan tak tertangani. Kebiasaan yang bisa menghindarkan dari masalah di ruang digital juga bisa dilakukan degan tidak mengakses tontonan bajakan, e-book bajakan, dan program bajakan.
“Penting agar terhindar dari masalah ruang digital, hiduplah secara sopan dan bersih di dunia digital. Jangan punya hobi nyinyir dan nyolot di medsos orang,” kata dia.
Webinar ini juga menghadirkan narasumber Hujatullah F (Dosen Unnesa Surabaya), Iva Ariani (dosen UGM) serta dimoderatori Safiera Aljufri juga Ayu Rachmah selaku key opinion leader. (*)