Rabu, Desember 25, 2024

Tips aman bermedia digital, hati-hati merespons informasi

Must read

Dalam memanfaatkan teknologi digital, salah satu hal yang paling penting yakni pemahaman mengenai digital safety berikut kemampuan mengamankan data maupun perangkat digital.

Keamanan digital ini berkaitan dengan segala aktivitas di dunia digital, baik itu di platform media sosial, internet, e-marketpalce dan lainnya, yang mengarah kepada rekam jejak digital. 

Hal itu dikatakan oleh Kaprodi Magister Informatika (S2) UAJY, Yonathan Dri Handarkho dalam webinar literasi digital dengan tema “Adaptasi Empat Pilar Literasi Digital Untuk Siswa” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, pada Jumat (8/10/2021).

“Jika kita tidak berhati-hati dalam aktivitas digital, ada kemungkinan akan mengotori jejak digital. Padahal jejak digital, selain sulit dihapus juga merupakan reputasi kita di dunia maya,” kata dia. 

Yonathan mencontohkan ketika menerima informasi yang belum jelas kebenarannya. Sikap yang harus diterapkan yakni menelaah informasi tersebut dengan hati-hati. Jika sikap itu tidak dilakukan secara implusif akan ikut tergerak untuk membagikan atau turut memanaskan situasi, tanpa tahu kebenarannya. 

“Yang harus diingat adalah setiap tindakan dan respons kita di dunia digital tersebut bersifat menetap, dan berpotensi untuk mendatangkan kejahatan apabila jatuh ke tangan orang jahat,” kata dia. 

Yonathan mengatakan segala informasi yang dibagikan di internet atau media sosial bisa menyebar dengan sangat cepat dan tidak terkendali. Menurutnya, tantangan saat ini yaitu bagaimana meningkatkan kesadaran akan keamanan digital karena berdampak pada jejak digital. 

Ia juga mengungkapkan penting untuk mengetahui karakter dari masyarakat dalam menerima informasi di media sosial. “Masyarakat Indonesia termasuk di dalam collectivist society yakni masyarakat yang cenderung untuk mudah merespons dan mengikuti pendapat dan ide dari sekitar dimana mereka tinggal,” tuturnya. 

Ketika mendapatkan sebuah informasi di internet, lanjut Yonathan, maka perlu sikap menahan dulu dan memastikan kebenaran informasinya sebelum membagikan ke pengguna digital lain. 

Sebab, jika tidak berhati-hati merespons informasi terkait hal-hal yang besifat sensitif dapat berpotensi merugikan masyarakat. “Tanyakan pada diri sendiri apakah yakin hendak merespinnya, jangan biarkan emosi mengemabil alih,” kata dia. 

Narasumber lainnya, Direktur Lembaga Survey IDEA Institute Indonesia, Jafar Ahmad mengatakan kecakapan digital harus dipenuhi seiring perkembangan teknologi yang begitu pesat saat ini. “Dunia digital telah mengubah dunia yang begitu luas menjadi begitu sempit. Tugas kita adalah menyelamatkan diri dalam kesempitan itu,” ucapnya. 

Kecakapan digital yakni kemapuan menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, atau jaringan dalam menemukan, mengevaluasi, menggunakan, membuat informasi, dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksi dalam kehidupan sehari-hari.

Dipandu moderator Zacky Ahmad, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Junaedi (Kepala MTsN 2 Kendal), Iwan Gunawan (Praktisi Community Development), dan Producer & Entertainer, Bella Nabilla, selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article