Kamis, November 28, 2024

Pembelajaran dengan generasi milenial dan Z, cermati kesukaannya

Must read

Digital skill merupakan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi serta sistem operasi digital. Mulai dari website hingga beragam aplikasi di smartphone.

Hal tersebut dikatakan oleh Social Media Communication PT Cipta Manusia Indonesia, Annisa Choiriya Muftada webinar literasi digital dengan tema “Pendidikan Bermutu Untuk Generasi Anak Digital” yang digelar Kementerian Kominfo dan Debindo bagi warga Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada Senin (25/10/2021).

Annisa mengatakan di era perkembangan teknologi saat ini, metode pembelajaran di sektor pendidikan berubah. Keberlangsungan pembelajaran lebih aware, adaptive, innovative, kreatif, collaborative.

Menurut Annisa, tenaga pendidikan harus bisa memahami karakteristik peserta didiknya dalam memberikan pembelajaran dengan menggunakan platform digital. 

Annisa mengungkapkan peserta didik yang merupakan generasi milenial dan generasi Z lebih memiliki ketertarikan dengan konten digital yang lebih atraktif. “Bagi generasi milenial dan generasi Z, digital is life. Jadi cobalah bermain-main dengan konten di semua channel digital. Mulai dari inspirasi, edukasi sampai hiburan,” katanya. 

Generasi milenial dan juga generasi Z juga senang dengan konten yang ringan dan menghibur. Konten receh cenderung disukai karena menghibur dan dekat dengan keseharian. “Gunakan bahasa yang relevan dengan mereka,” ujarnya.

Kemudian konten yang banyak visualnya seperti grafik, foto, meme, video atau apapun yang akan lebih menarik minat mereka.

Generasi milenial  dan generasi Z juga memiliki karakteristik generasi yang cepat bosan, mereka lebih tertarik dengan konten yang fresh dan baru. Untuk itu, tenaga pendidik harus bisa secara konsisten menyajikan konten berbeda setiap hari.

“Generasi seperti ini, senang datang ke event yang membuat mereka tampak eksis. Tenaga pendidik bisa membuat event yang keren, dengan preferensi yang viral dan hasil yang populer. Percayalah mereka tidak akan segan untuk memposting di medsos mereka,” tuturnya.

Narasumber lainnya, Praktisi Pendidikan, Adhi Wibowo mengatakan pendidikan memiliki tujuan membentuk karakter peserta didik menjadi pribadi yang lebih baik.

Peserta didik yang lebih baik itu di antaranya bermoral, berakhlak mulia, berperilaku baik, sopan, berpikir positif, intelektual bermental baja, bersikap cerdas, dapat diterima di lingkungan, menjadi contoh atau influencer yang baik bagi masyarakat.

Menurutnya, kreativitas siswa di era digital yang tumbuh dan dilandaskan dengan membuat konten yang memperhatikan pilar digital, berpikir dahulu sebelum bertindak atau berkomentar pada konten di ruang digital.

Kemudian membuat konten yang berfaedah dan bermanfaat, menggunakan media digital dengan penuh tanggung jawab, mampu menciptakan suasana yang kondusif, tidak membuat toxic konten, mampu memunculkan ide kreatif yang menginspirasi, tidak mudah terbawa arus.

Selanjutnya yakni pengendalian diri yang baik di dunia daring maupun luring, serta siswa yang aktif dan produktif.

“Sudah saatnya pendidikan di Indonesia memberlakukan character building sebagai mata pelajaran atau mata kuliah wajib pada setiap jenjang. Karena pendidikan karakter merupakan sebuah landasan dan cerminan akan kepribadian bangsa,” ucapnya. Dipandu moderator Bia Nabila, webinar kali ini juga menghadirkan narasumber Ismadi (Kepala SMPN 2 Klaten), Ahmad Wahyu Sudrajad (Peneliti & Pendidik PP AL Qadir Yogyakarta), dan Policy Analyst, Mujab MS, selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article