Kamis, November 28, 2024

1.000 partisipan ikuti webinar membangun generasi milenial yang cerdas digital

Must read

Sebanyak 1.000 peserta lebih antusias mengikuti webinar literasi digital bertema “Membangun Generasi Milenial yang Cerdas Digital”  yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa (26/10/2021).

Hadir dalam webinar itu sejumlah narasumber seperti redaktur Langgar.co Abdul Rohim, pegiat seni tradisi Anggada Danu Bimantara, art enthusiast Mathori Brilyan, dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Demak Hadi Waluyo.

Redaktur Langgar.co Abdul Rohim dalam paparannya mengatakan menjadi cerdas dalam bermedia digital, pengguna mesti memahami sejumlah prinsip kunci ruang digital dan menerapkannya. “Selalu ingat bahwa teknologi lahir untuk memudahkan manusia, bukan untuk menyulitkan,” kata dia.

Rohim mengatakan, teknologi mesti dipahami hadir untuk mempertemukan bukan memisahkan. Teknologi juga hadir untuk mendidik bukan malah dipakai untuk mencekik. “Teknologi hadir seharusnya untuk menyuarakan kebenaran bukan membuat keonaran. Artinya teknologi hadir seharusnya untuk membangun kebaikan bukan malah memicu kerusuhan,” kata dia.

Rohim mengatakan menjadi manusia cerdas dalam bermedia digital artinya mampu manfaatkan teknologi untuk mencari referensi pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas budaya menjadi seorang manusia bijaksana. Hal ini memerlukan yang disebut literasi digital.

“Literasi digital sebagai usaha menerima, mengolah dan menggunakan perangkat digital untuk proses tumbuh kembangnya nilai kemanusiaan,” kata Rohim.

Rohim menambahkan membangun budaya digital yang baik artinya bersedia meningkatkan kemampuan mencatat, mencontohkan, menyesuaikan, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika sikap dalam kehidupan sehari-hari di ruang digital.

“Dalam dunia pendidikan, budaya digital itu misalnya bagaimana peran seorang guru dalam menciptakan ekosistem belajar yang mencerdaskan bagi anak didik,” kata dia.

Rohim mendorong seharusnya penggunaan media digital diarahkan pada niat sikap dan perilaku yang etis demi kebaikan bersama dan meningkatkan kualitas kemanusiaan.

Selayaknya dunia digital juga membantu proses kebudayaan manusia dan internet menjadi sarana untuk mengembangkan mengasah potensi diri kemanusiaan tersebut.

“Jadi gunakan teknologi sebagai media mengaktualisasikan diri,” kata dia. Contohnya Instagram untuk menampilkan gambar yang menginspirasi, Facebook untuk dokumentasi pengetahuan yang telah kita lalui, dan YouTube untuk menyampaikan karya kita.

“Berusahalah jujur terhadap diri sendiri, disiplin dan konsisten dengan jalan yang telah kita pilih selalu belajar dan terbuka atas pengetahuan adalah kunci meningkatkan budaya digital,” kata Rohim.

Narasumber lain pegiat seni tradisi Danu Anggada Bimantara dalam paparannya mengungkap nilai yang bisa dijadikan pedoman hidup cerdas di era digital. Yakni Panca Lumaksana.

“Dalam Panca Lumaksana ini butuh sikap kesadaran, kenali potensi diri, perkuat karakter kritis melalui riset, semangat eksplorasi dan improvisasi, dan kolaborasikan potensi dengan hasil riset untuk berkreasi,” kata dia.

Dengan pedoman itu, Danu mengatakan, orang akan dicegah membuat dan menyebarkan berita menyesatkan atau hoaks.

“Waspada bahwa hoaks juga konsekuensi hukum berat,” kata dia. Jeratan hukum sebaran hoaks tertuang seperti di pasal 28 ayat 1 UU Nomor 11 tahun 2008 dan pasal 390 kitab undang-undang hukum pidana KUHP.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article