Jumat, November 29, 2024

Pertanian maju dengan sentuhan digital

Must read

Dosen Fakultas Peternakan UGM yang juga Ketua DPD Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) DI Yogyakarta Ali Agus mengungkapkan, membangun budaya digital untuk mengembangkan sektor pertanian dapat dilakukan dengan sejumlah langkah.

“Mulailah pelajari dan adopsi teknologi terkini, khususnya teknologi yang untuk kepentingan produktif,” kata Ali saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Peran Pandu Digital dalam Mewujudkan Petani Milenial dalam Transformasi Pertanian Indonesia” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Rabu (27/10/2021).

Dalam webinar yang diikuti 200-an peserta itu, Ali mengatakan Inovasi yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah inovasi yang tepat guna dan terjangkau. Jadi bukan sekedar teknologi tinggi melainkan inovasi yang menjawab tantangan lokal dan dapat diaplikasikan.

“Prinsipnya inovasi yang meningkatkan kemampuan rakyat untuk hidup dan berkembang secara mandiri, maka inovasi teknologi harus bersifat mudah, murah, dan baik,” kata dia.

Ali mencontohkan, ada sejumlah penemuan menarik dalam bidang teknologi yang bisa membantu petani.

Misalnya SMS-Tree Thristy. Teknologi itu memungkinkan ketika pohon merasa kehausan dan kekurangan air maka pohon itu akan mengirim sinyal melalui SMS ke pusat penampungan air lalu air mengalir ke pohon sesuai kebutuhan.

Menurut Ali peran milenial di sektor pertanian sangat besar. Sebagai produsen misalnya mereka bisa mengadopsi teknologi untuk meningkatkan produktivitas pertanian, memproduksi hasil pertanian yang aman, sehat, ramah lingkungan dan berkelanjutan, diversifikasi dan nilai tambah produk hasil tani serta perluas jaringan untuk mendukung kelompok-kelompok tani dalam produksi pangan.

Begitu pula sebagai konsumen, generasi milenial perlu cepat dalam transformasi industri pangan. Sebab seringkali mereka menuntut lebih banyak pilihan, lebih senang pangan dan bahan pangan segar dan berkualitas tinggi produksi lokal. Bahkan bersedia membayar produk lebih mahal jika sesuai harapan mereka seperti merek terkenal, asli atau murni, dan kandungan gizi tinggi.

“Milenial yang menjembatani pasar hasil tani oleh petani – restoran,” kata dia.

Oleh sebab itu, Ali mengatakan membangun budaya digital mendukung pertanian sangat penting. Hal ini bisa pula dilakukan dengan memperbanyak jaringan atau network, memanfaatkan waktu secara efektif, berpikir kritis terhadap setiap informasi dan santun dalam berkomunikasi dan menghargai sesama.

“Generasi milenial atau mereka yang lahir antara 1980-2000 ini pemburu informasi, haus teknologi, menuntut konektivitas dan transparansi, dan peduli sosial. Mereka juga enterpreneur yang memiliki harapan tinggi, ambisius dan pola pikir bebas dan terbuka serta ingin fleksibel dalam bekerja dan umumnya berpendidikan,” kata dia.

Generasi milenial ini juga biasanya impulsif, suka berbelanja dan populasinya 2,5 miliar penduduk dunia.

Narasumber lain webinar itu, Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni UAD Yogyakarta Choirul Fajri mengatakan keamanan digital jadi modal penting untuk mewujudkan petani milenial dalam transformasi pertanian di Indonesia.

“Karena implikasi transformasi digital saat ini menuntut tiga aspek utama yakni masyarakat baru, perangkat baru, dan juga relasi baru,” kata dia.

Fajri mengatakan pemberdayaan milenial penting karena merekalah saat ini populasi dominan dunia juga Indonesia.

“Mereka pula yang menguasai internet, sebab jumlahnya 175,4 juta orang,” kata dia. Dengan pandemi ini, peningkatan akses internet juga melonjak sebesar 20 sampai 30 persen.

“Banyak orang berwirausaha dengan memanfaatkan teknologi digital di sektor pertanian, inilah relasi baru yang mesti dikembangkan,” kata Fajri. Webinar itu juga menghadirkan narasumber peniliti M. Nur Arifin, Ketum Pemuda HKTI Rina Saadah, dan dimoderatori Nabila Najib serta Sri Rejeki selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article