Digitalisasi mesti bisa menyentuh seluruh kalangan dan lapisan profesi, tak terkecuali kalangan petani yang menjadi garda terdepan menjaga lumbung pangan nasional. ”Manfaat digitalisasi bagi petani dan pelaku usaha pertanian sangat besar,” kata Head of Operation PT Cipta Manusia Indonesia Rizqika Alya Anwar, saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital bertema “Transformasi Digital Petani Milenial di Era Pandemi Covid-19” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (1/11/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Rizqika mengatakan, dengan digitalisasi petani dan pelaku usaha pertanian akan terbantukan untuk mendapatkan sumber informasi terkait dunia pertanian.
”Digitalisasi membantu petani memudahkan aktivitas pertanian yang lebih efektif dan efisien, juga membantu meningkatkan produksi pertanian,” kata Rizqika. Jika hal itu tercapai, maka tentu akan mendorong nilai tukar petani di berbagai daerah.
”Digitalisasi juga akan membantu petani untuk menemukan masa tanam yang tepat serta mempermudah petani untuk memasarkan produknya dan meningkatkan penjualan melalui e-commerce,” tambahnya.
Menurut Rizqika, digitalisasi akan mempermudah petani dan pelanggan dalam berkomunikasi. Sehingga, tercapai kesejahteraan petani dengan memaksimalkan aktivitas langsung dan mulai memasuki dunia online dengan petani yang melek digital.
Rizqika menuturkan saat ini petani bisa berfokus pada agribisnis sebagai bentuk aktivitas usaha yang berbasis pertanian atau bidang lain yang mendukungnya baik di sektor hulu maupun hilir.
”Google hadir sebagai solusi mesin pencari yang dapat membantu petani beraktivitas, petani pun perlu bergabung dengan komunitas online, melalui media sosial,” kata dia. Sebab peran komunitas untuk petani dapat memperluas relasi, menambah wawasan, meningkatkan kepercayaan diri dan meningkatkan brand awareness.
”Keamanan digital juga penting bagi petani, ini kemampuan menganalisis dan meningkatkan tingkat keamanan digital dalam kehidupan sehari-hari,” imbuh Rizqika. Aturan-aturan dalam keamanan digital yang perlu dikuasai petani seperti menjaga informasi pribadinya.
Narasumber lain, dosen Universitas Diponegoro Augustin Rina Herawati mengatakan, upaya Kementerian Pertanian menargetkan melahirkan 2,5 juta petani milenial pada 2024 mesti diikuti dengan berbagai langkah. ”Itu menjadi bagian penting regenerasi petani di masa depan,” ujarnya.
Strategi utamanya adalah menghilangkan pemikiran atau mindset bahwa petani itu pekerjaan kotor, belepotan atau tidak ada investasi teknologi. ”Dari situlah petani perlu diberdayakan agar adaptif pada perubahan zaman,” kata Rina.
Webinar yang dimoderatori Dannys Citra itu juga menghadirkan narasumber Sekjen Duta Petani Milenial Jateng Brilli Agung Zaki; Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyumas Jaka Budi Santosa, serta Adew Wahyu selaku key opinion leader.