Pengguna digital diharapkan bisa selalu mewaspadai berbagai macam modus dan jenis kejahatan digital yang sekarang semakin beragam. “Jenis-jenis kejahatan digital itu ada yang terang-terangan dan ada yang tidak tampak,” kata Dekan Fakultas Teknologi Informasi Universitas Serang Raya Tb. Ai Munandar saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Pengembangan Destinasi Wisata Kabupaten Demak dengan Media Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Jumat (5/11/2021).
Dalam webinar yang diikuti 300-an peserta itu, Munandar mengatakan jenis-jenis kejahatan digital bisa diklasifikasikan antara lain berbentuk pencurian akun digital, penyalahgunaan akun dan pencurian informasi digital.
Misalnya saja Data Breach yang berupa insiden pelepasan informasi aman atau pribadi atau rahasia yang disengaja atau tidak sendiri sengaja ke lingkungan yang tidak terpercaya. Lalu ada juga phising email yakni istilah penipuan yang menjebak korban dengan target menipu kepada orang yang percaya bahwa informasi yang diberikannya jatuh ke orang-orang yang tepat.
“Juga soal pencurian identitas yang terjadi ketika ada seseorang merasa tidak mampu menjadi dirinya sendiri, sehingga dia ingin menjadi orang lain dan mencuri akun orang lain untuk kepentingannya yang tidak diketahui pemilik akun,” kata dia.
Yang tak kalah bahaya, kata Munandar, ada juga iklan berbahaya. Iklan ini digunakan untuk menyebarkan berbagai pesan atau spam yang tidak diinginkan, menyebarkan aplikasi untuk menguasai ruang digital dengan memanfaatkan kelemahan dan ketidaktahuan pengguna.
Oleh sebab itu untuk menghindari kejahatan digital kita perlu meningkatkan keamanan digital. “Keamanan digital ini sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital baik secara daring maupun luring yang dapat dilakukan secara aman dan nyaman,” kata Munandar.
Pengguna diajak mewaspadai celah keamanan digital karena penyedia layanan internet hanya bisa menyediakan fasilitas untuk membantu mengamankan data. “Kontrol utama tetap pada masing-masing pengguna,” kata dia.
Kejahatan digital yang paling banyak terjadi salah satunya memanfaatkan kelemahan pengguna. Terutama ketika mengelola identitas digital, dengan target kejahatan orang berusia lanjut yang masuk dalam golongan pengguna rawan, anak-anak dan orang dewasa yang secara psikis lebih matang.
Narasumber lain, content writer Kaliopak.com Lukman Hakim mengatakan berdigital yang sehat bisa dilakukan dengan memperhatikan sisi kemanusiaan kita. Terapkan golden rule saat masuk ruang digital dengan niat baik.
“Dahulukan etika universal bukan kearifan komunal, jadi bersikap terbuka dan menghargai pengguna lain. Perhatikan bahasa yang digunakan dan hargai privasi orang lain,” kata dia.
Lukman mendorong pengguna menghargai waktu orang lain dan bisa membawa etika dunia nyata ke ruang digital dengan kesadaran kontrol diri penuh. Webinar yang dimoderatori Bobby Aulia itu juga menghadirkan narasumber dosen Universitas Respati Yogyakarta Hartanto; Kepala Dinas Pariwisata Demak Agus Krisyanto, serta Astari Vern selaku key opinion leader.