Dewasa ini penggunaan internet secara signifikan mengubah gaya hidup maupun pandangan masyarakat dalam beberapa cara. Berbagai saluran tidak bisa lepas dari keberadaan internet, mulai dari aspek pribadi hingga komunitas. Beberapa komunitas mulai dari lowongan pekerjaan, perjalanan, perpustakaan, gaya hidup, belanja, musik, olahraga, games dan lainnya saat ini bisa diakses melalui internet.
“Penggunaan internet juga mengubah tuntutan zaman dari waktu ke waktu, berlangsung cepat dan tanpa memandang apa dan siapa pun sehingga terjadi disrupsi,” kata Pengawas Pendidikan Dasar Dinas P dan K Kabupaten Karanganyar Dyah Sulistyowati saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Membangun Budaya Literasi menuju Siswa Cakap Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat (12/11/2021).
Dalam webinar yang diikuti hampir 700 peserta itu, Dyah mengatakan disrupsi menuntut pengguna untuk melakukan perubahan sejalan dengan tuntutan teknologi. Apabila tidak segera beradaptasi maka pengguna akan tertinggal jauh. Hal tersebut juga mengakibatkan efek dari penggunaan internet baik itu efek positif maupun efek negatif.
“Akan tetapi kebanyakan pengguna tidak mengetahui konsekuensi dalam menggunakan internet. Internet perlu tepat penggunaannya, bijak pemanfaatannya dan ini menjadi dasar pengetahuan literasi digital melalui kerangka internet sehat,” urai Dyah.
Digital literasi menjadi modal pengguna untuk menggunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat dan mengkomunikasikan konten maupun informasi dengan kecakapan kognitif maupun teknikal.
“Pengetahuan literasi digital yang baik juga perlu didukung kerangka internet yang sehat sehingga apa yang dikomunikasikan dapat terwujud sesuai dengan etika berkomunikasi secara digital,” kata dia.
Harapannya penggunaan literasi digital yang sehat mampu menumbuhkan kreativitas pengguna internet yang sehat pula. Sehingga juga mampu memberikan pendidikan internet sehat kepada generasi muda yang mampu meningkatkan harkat martabat bangsa.
“Etika informasi kesadaran perlu untuk mengevaluasi berbagai isu yang terjadi yang terkait penyebaran data elektronik yang mencakup di dalamnya kemampuan untuk menyaring hoaks, memilah informasi dan bagaimana menyampaikan informasi yang baik,” kata Dyah.
Narasumber lain webinar itu, Kepala Sekolah SMAN 1 Ceper Mujapar mengatakan sumber belajar literasi digital saat ini semakin luas.
“Pengguna bisa meningkatkan kemampuan literasinya, tidak terbatas, karena pilihannya banyak untuk menentukan konten yang diinginkan dan perlu dipelajari,” kata dia.
Dengan berbagai akses komuniatas virtual, kata Mujapar, pengguna juga lebih mudah memilih konten yang akan dipelajari hanya dengan ujung jari.
“Sekarang belajar tidak lagi terhambat oleh faktor ruang dan waktu, ini perlu dimanfaatkan untuk menjadi manusia yang bisa bernalar kritis, berkebhinekaan global, mandiri, religius dan kreatif,” kata Mujapar.
Webinar yang dimoderatori Mafin Rizki itu juga menghadirkan narasumber founder Atsoft Technologi Mujiantok; dosen UAD Indah Wenerda, serta Putri Shabrina sebagai key opinion leader.