Jumat, November 15, 2024

Internalisasi budaya lokal untuk perkuat pribadi di ruang digital

Must read

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) kembali menggelar webinar literasi digital untuk masyarakat Kabupaten Demak, Jawa Tengah, dengan tema ”Memperkuat Kepribadian dan Kebudayaan Nasional dalam Ruang Digital”, Rabu (17/11/2021). Kecakapan literasi digital dalam diskusi virtual ini dirangkum dalam empat pilar, yaitu: digital skill, digital ethic, digital safety, dan digital culture.

Bersama Safiera Aljufry (tv presenter) sebagai moderator, diskusi virtual diisi oleh empat narasumber: Erfan Ariyaputra (Training and Development Expert), Tauchid Komara Yuda (Dosen Universitas Gadjah Mada), Jayanto Arus Adi (Dewan Pertimbangan Universitas Negeri Semarang), dan Yulianto Sudrajat (Ketua KPU Jateng). Ikut bergabung Gizkha Adinda (content creator) sebagai key opinion leader.

Dalam paparannya, Jayanto Arus Adi menyampaikan, dunia saat ini ibarat sudah ada dalam genggaman. Hadirnya teknologi informasi menggeser banyak aspek, karena faktor kekinian yang mendorongnya. Teknologi informasi semakin merapatkan jarak, dan interaksi yang pelik menjadi sederhana. Dan, fenomena itu menjadi lebih paripurna sebagai medium komunikasi.

Kondisi tersebut menimbulkan gegar budaya. Perubahan perdaban dari cara konvensional menjadi digital belum bisa diterma secara penuh, ada yang tak siap, kaget, dan memilih mengundurkan diri. Oleh sebab itu untuk menghadapi perubahan ini perlu meningkatkan literasi digital agar masyarakat menjadi lebih melek IT, mendapatkan informasi dengan baik, serta saling terhubung.

”Di tengah budaya baru ini kita dikepung globalisasi yang memungkinkan tersingkirnya budaya lokal. Kita perlu satu kesadaran secara lebih otonom atau kolektif supaya dapat menyikapi derasnya budaya asing agar kita tidak kehilangan jati diri. Yaitu dengan tetap membawa budaya negeri kita ke ruang global,” jelas Jayanto.

Budaya pop mempengaruhi generasi muda untuk go global. Namun dengan menanamkan kesadaran pentingnya menjaga kebudayaan lokal dengan nilai-nilai keindonesiaan. Perlu dialog dan keterlibatan semua elemen agar gempuran globalisasi tidak melunturkan jati diri bangsa.

Erfan Ariyaputra menambahkan, untuk menguatkan kepribadian dan kebudayaan nasional di ruang digital maka butuh pemahaman bahwa ruang digital itu memiliki dua sisi, positif dan negatif. Keterhubungan di ruang digital dapat mendorong terbentuknya kerjasama, menyebarkan pengetahuan, berbagi informasi, dan memangkas durasi waktu dan jarak.

Di sisi lain, internet dijadikan alat untuk melakukan tindak kejahatan, contohnya penipuan, terorisme, eksploitasi anak secara online, dan menyebarkan konten-konten negatif. Fatalnya, jika input di ruang digital itu berupa hal negatif, lama kelamaan itu akan terintenalisasi sehingga menjadi kebiasaan, dan akhirnya menjadi karakter masyarakat. Maka dari itu literasi digital penting untuk dipahami agar menjadi pegangan dalam bermedia.

”Kita perlu mengamankan diri dalam dua sisi. Dari sisi teknologi berarti kita dapat mengenali kejahatan digital seperti phising, serangan malware, peretasan dengan mengamankan perangkat serta dentitas penting di dalamnya. Serta aman dari sisi informasi berupa hoaks, konten negatif, ujaran kebencian,” jelas Erfan.

Konten negatif tidak hanya dapat mempengaruhi pengguna media, khususnya mereka yang masuk dalam kelompok rentan seperti anak-anak dan remaja. Maka tugas sebagai pencipta konten adalah jangan sampai membuat konten bermuatan negatif yang dampaknya menimbulkan korban.

”Konsepnya adalah berpikir terlebih dahulu sebelum mengunggah konten, dipikirkan lagi keabsahan informasinya. Serta selalu saring sebelum membagikan informasi agar tidak menimbulkan korban yang terjebak hoaks atau konten negatif lainnya. Buat dan konsumsi konten positif dan laporkan konten negatif,” lanjutnya.

Untuk memperkuat kepribadian dan kebudayaan maka mulailah dari diri sendiri untuk menjadi teladan yang positif, memilih lingkungan yang menyebarkan kebaikan, saling menjaga, dan menghormati orang lain. Sebab yang perlu diingat dalam aktvitas bermedia adalah ada jejak digital dari setiap yang dilakukan, dan itu akan tetap tinggal di internet meski sudah dihapus.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article