Dosen Universitas Padjajaran Enjat Munajat menuturkan, era digital seperti sekarang, komputer dan internet bukan lagi barang baru bagi anak. Anak yang terlahir saat teknologi digital sudah ada dan berlangsung adalah generasi native, sehingga para orangtua wajib mengajarkan anak cerdas berinternet. Hal ini tentu akan sulit untuk mencegah anak menggunakan internet.
“Orangtua perlu juga menjadi cerdas berinternet, misalnya hati-hati dalam berbagi dan jangan mudah percaya informasi palsu, bisa mengamankan rahasia dan bersikap baik ketika berinternet di sekitar anak,” kata Enjat saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Literasi Digital Bagi Pendidik dan Anak Didik di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (17/11/2021).
Dalam webinar yang diikuti 300-an peserta itu, Enjat mengatakan peran orangtua dalam dunia digital adalah untuk menjaga anak tetap aman. Bisa dilakukan antara lain dengan menetapkan beberapa aturan dasar sebelum memberi akses internet pada anak.
“Mulailah dengan sebisa mungkin mendampingi saat anak menggunakan internet, lalu letakkan komputer di ruang keluarga agar semua kegiatan dunia maya terpantau,” kata Enjat. Selain itu buat batas waktu bermain internet anak agar mereka tidak sampai kecanduan.
“Berikan alasan dan penjelasan mengenai bahaya internet di luar sana, ajarkan literasi media pada anak sejak dini agar tidak terpengaruh hal-hal yang negatif dari internet,” kata dia.
Orangtua juga perlu mengaktifkan software parental control untuk memblokir situs berbahaya yang bisa diakses anak kapan saja.
Sedangkan peran anak di dunia digital, kata Enjat, sebagai generasi muda perlu membatasi jumlah platform yang digunakan. “Matikan notifikasi dan waspadai berapa banyak waktu yang dihabiskan dengan media sosial, perhatikan kualitas interaksi online dan cari banyak interaksi offline,” kata Enjat.
Menurut Enjat, anak jangan sampai dengan mudah memberikan informasi pribadi kepada orang yang tidak dikenal atau orang yang dikenal hanya melalui dunia maya. “Jangan membagikan foto ke orang yang tidak dikenal, simpan password-mu dan hindari mengunduh tanpa izin,”kata dia.
Di era bebas nilai saat ini, perlunya menjadi warga digital yang Pancasilais dan setiap pengguna mau tak mau harus siap untuk berhadapan dengan pengguna internet dengan latar belakang yang beragam.
Tidak semua orang memiliki pemikiran yang sama atau keberpihakan isu yang sama. Namun demikian sangat penting kiranya melatih kematangan bermedia salah satunya adalah dengan belajar untuk tidak mudah memutuskan pertemanan atau unfollow, unfriend, blokir di media sosial dan media percakapan offline.
Narasumber lain webinar itu Wakil Rektor IAIN Pekalongan Muhlisin mengatakan etika digital penting dikuasai sebagai bagian pemahaman adat istiadat atau kebiasaan yang baik, ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk tentang hak dan kewajiban dan moral, juga soal asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.
“Etika digital mendorong pengguna mampu menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika dalam kehidupan sehari-hari,” kata Muhlisin.
Muhlisin mendorong pengguna mencapai tujuan etika digital yang salah satunya memiliki kesadaran, integritas, dan tanggung jawab dalam menggunakan media digital.
Webinar yang dimoderatori Fikri Hadil itu juga menghadirkan narasumber dosen Universitas Respati Yogyakarta Hartanto, praktisi pendidikan Darsono, serta Mona Larisa sebagai key opinion leader.