Jumat, Desember 27, 2024

Menuju digitalisasi layanan kesehatan yang menjangkau semua

Must read

Teknologi digital turut mendorong layanan kesehatan tampil lebih baik dalam pelayanan kepada masyarakat. Berbagai manfaat digitalisasi di bidang kesehatan, antara lain, terciptanya layanan yang bisa memberi layanan personal pada pasien dari jarak jauh, digitalisasi data bagian relokasi ruang rawat inap dan rawat jalan, hingga meningkatkan kegiatan dalam menjaga masa depan, salah satunya melalui perkembangan telemedicine yang populer.

”Telemedicine populer, karena menyediakan layanan kedokteran yang menggunakan teknologi telekomunikasi untuk memberikan pelayanan dari jarak jauh,” kata dosen Unnes Arif Hidayat, saat menjadi pembicara dalam webinar literasi digital bertema “Akselerasi Pelayanan Kesehatan di Era Digital” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (19/11/2021).

Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Arif mengatakan, telemedicine sendiri telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 tahun 2019. Ada berbagai platform telemedicine yang cukup terkenal seperti halodoc, klikdokter, dokter klinik, link sehat, yesdoc, dan sejenisnya.

Layanan jarak jauh ini bisa untuk mendukung diagnosis pengobatan dan pencegahan penyakit transisi, foto kondisi kesehatan atau luka pasien. Di mana dokter dalam kunjungan tidak langsung, setelah operasi bisa dipantau melalui pesan teks, telepon dan video conference, selayaknya monitoring jarak jauh.

Arif Hidayat menuturkan, kondisi pasien setelah perawatan di rumah sakit dengan penyakit menahun atau kronis bisa terbantu dengan telemedicine ini. Selain itu, perawatan pasien lansia, transmisi suara jantung atau tekanan darah, juga bisa dibantu berkat manfaat telemedicine ini.

”Berkat teknologi ini, prosedur medis sederhana bisa dilakukan di rumah pasien dengan membaca hasil laboratorium secara cepat dan pasien dapat berkomunikasi dengan tenaga kesehatan dari wilayah yang sulit dijangkau, serta memangkas antrean fasilitas kesehatan,” ujarnya.

Narasumber lain dalam webinar itu, Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Budhi Setiawan menyampaikan, Indonesia perlu mengembangkan basis pengetahuan dan meneliti praktik terbaik untuk meningkatkan keahlian dalam melakukan transformasi menuju sistem kesehatan digital.

Budhi menyebut, masih ada berbagai hambatan utama proses digitalisasi pelayanan kesehatan. Yakni, masalah lintas generasi yang berkaitan dengan penggunaan teknologi dan pengetahuan, keengganan untuk berubah.

”Juga, tantangan budaya terkait biaya teknologi tinggi, dan kurangnya waktu berkenaan dengan ketersediaan pelatihan teknologi,” urai Budhi.

Sedangkan dari faktor-faktor kesiapan yang menunjang perubahan menuju digitalisasi pelayanan kesehatan, Budhi menyebut, ada pengetahuan tentang digitalisasi, pengembangan sumber daya manusia, manajemen kesehatan seluruh pemangku kepentingan, serta  semangat belajar karyawan dan ketersediaan beradaptasi di era digital.

Webinar yang dipandu moderator Rara Tanjung itu juga menghadirkan narasumber Ahli Kesehatan Masyarat Sediyanto; dosen Fakultas Kedokteran Undip Meita Hendrianingtyas, serta Stephanie Cecilia sebagai key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article