Gencarnya social media marketing bisa menjadi sarana efektif promosi keunggulan sebuah wilayah dan menggerakkan perekonomiannya. Namun, lebih dari itu, media social juga memiliki makna penting, yakni menyejajarkan kekuatan satu daerah dengan daerah lainnya.
”Segala bentuk potensi daerah memiliki peluang dan kesempatan yang sama besarnya untuk berkembang dan maju melalui social media marketing,” kata Mohammad Adnan dari Viewture Creative Solution saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema ”Transformasi Digital untuk Pemulihan Pendidikan di Masa Pandemi” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (26/11/2021).
Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Adnan mencontohkan beberapa cara untuk mengembangkan potensi daerah menggunakan sosial media. Mulai dengan menghidupkan cerita potensi itu di sosial media, lalu bekerja sama dengan social media influencer lokal dan perbanyak konten berupa video.
“Gunakan bahasa yang friendly, manfaatkan bahasa daerah setempat lalu kreasi dan modifikasi gaya bahasa dan satu hal yang tak kalah penting dalam tujuan menambah nilai dari suatu content menjadi lebih menarik yaitu dengan mengkreasikan dan memodifikasi kemasan-kemasan ini,” urai Mohammad Adnan.
Misalnya, lanjut Adnan, bisa berupa caption, foto, video, maupun grafik yang mendukung konten tersebut menjadi lebih beda dibandingkan konten lain yang ada di media sosial. ”Media sosial sangat kuat mendukung misalnya konten promosi wisata,” imbuhnya.
Narasumber lainnya, Business Coach UMKM Rizki Ayu Febriana menuturkan, transformasi digital bisa mendongkrak potensi daerah khususnya di masa pandemi Covid-19 ini. ”Misalnya untuk kampanye wisata yang aman di era pandemi Covid, bisa dipaparkan promosi yang sesuai dengan bahasa anak muda saat ini,” kata Ayu Febriana.
Ayu menuturkan, mengemas konten promosi melalui media sosial perlu memperhatikan karakteristik digital society yang cenderung tidak menyukai aturan yang mengikat.
”Generasi digital saat ini bukan tipikal yang suka diatur-atur dikarenakan tersedianya beberapa opsi, mereka berani, senang mengekspresikan diri melalui platform media sosial dan tidak terbiasa untuk belajar dari instruksi melainkan mencari sendiri,” papar Ayu Febriana.
Selain itu, masyarakat digital lebih senang untuk mencari sendiri konten atau informasi yang diinginkan serta tidak ragu untuk mendownload atau upload. ”Mereka akan merasa tidak eksis bila tidak meng-upload berinteraksi di media sosial, berbagi dan melakukan aktivitas kesenangan bersama,” kata Ayu.
Namun dengan kebebasan itu, Ayu menyarankan generasi digital agar selalu cek dan ricek link yang dikirimkan untuk keamanan data pribadi. ”Misalnya jika link itu tidak menggunakan tanda gembok, bukan https dan atau menggunakan URL yang aneh pastikan itu adalah link palsu,” jelas Ayu Febriana.
Webinar yang dimoderatori Ayu Perwari itu juga menghadirkan narasumber Ketua Forum DTW Kabupaten Magelang Edward Alfian; owner Desa Bahasa dan Taman Kelinci Borobudur Hani Sutrisno; serta Sri Rejeki sebagai key opinion leader.