Kamis, Desember 19, 2024

Depresi dengan pikiran hingga perilaku bunuh ciri

Must read

  • PT Johnson & Johnson Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan RI selenggarakan Webinar Awam.
  • Sejumlah narasumber dan pakar kesehatan jiwa turut hadir dalam webinar awam bertemakan “Menyalakan Harapan Bagi Individu Depresif Bunuh Diri Melalui Tindakan Kolaboratif” (Lighting the Hope for Depressive Suicidal Individuals Through Collaborative Action) serta dihadiri lebih dari 340 peserta.

Saat ini kesehatan jiwa menjadi salah satu tantangan terbesar di masyarakat dalam skala global. Kurangnya akses untuk perawatan kesehatan jiwa dan stigma di masyarakat menjadi salah satu faktor yang memperparah kondisi kondisi kesehatan jiwa pasien yang dapat menyebabkan tindakan bunuh diri.

Kesehatan jiwa berdampak pada kesehatan fisik, sosial, dan ekonomi individu dan masyarakat di seluruh dunia. Lebih dari tiga perempat orang yang menderita penyakit jiwa tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah dimana akses untuk perawatan kesehatan jiwa yang berkualitas sangat terbatas. Bahkan lebih dari 75% orang dengan gangguan jiwa tidak mendapatkan perawatan sama sekali.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat setiap tahun 703.000 orang bunuh diri dan masih banyak lagi orang yang melakukan percobaan bunuh diri. Setiap tindakan bunuh diri adalah tragedi yang mempengaruhi keluarga, komunitas dan seluruh negara dan memiliki efek jangka panjang pada orang-orang yang ditinggalkan. Kasus bunuh diri terdapat di seluruh rentang usia dan merupakan penyebab kematian keempat di antara usia 15-29 tahun secara global pada tahun 2019.

Bunuh diri tidak hanya terjadi di negara-negara berpenghasilan tinggi, tetapi merupakan fenomena global di seluruh wilayah dunia. Faktanya, lebih dari 77% kasus bunuh diri global terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah pada tahun 2019.

Selama lebih dari 60 tahun, Johnson & Johnson telah berdedikasi untuk meningkatkan tingkat kesembuhan penderita gangguan jiwa. Selama lebih dari setengah abad terakhir, Janssen Pharmaceutical Companies of Johnson & Johnson telah menemukan, mengembangkan, dan meluncurkan banyak perawatan inovatif untuk kondisi yang memengaruhi otak dan sistem saraf pusat. Dan memperluas akses ke perawatan kesehatan mental untuk populasi yang paling rentan dan kurang terlayani di dunia, dimulai di Rwanda.

Selain itu, Johnson & Johnson mendukung program kesehatan mental yang menyediakan sumber daya untuk mendukung petugas kesehatan garis depan di seluruh dunia.

Melanjutkan komitmennya, PT Johnson & Johnson Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan pada tanggal 10 September 2022 menyelenggarakan Public Webinar on Major Depressive Disorder with Suicidal Ideation and/or Behavior (MDSI): “Lighting the Hope for Depressive Suicidal Individuals Through Collaborative Action”. 

Acara ini dibuka oleh drg Vensya Sitohang, M.Epid, Direktur Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, serta  melibatkan moderator, pembicara dan panelis yang mewakili berbagai kalangan yaitu dr. Nova Riyanti Yusuf SpKJ, dr. Lahargo Kembaren SpKJ, Prof Budi Anna Keliat, (Ikatan Perawat Klinis), Ratih Ibrahim (Psikolog Klinis), dr Edu, SpKJ (Direktorat Kesehatan Jiwa Kemenkes RI), Tri Agung (Ketua Komisi III Dewan Pers Indonesia), Benny Perwira (Into The Light Indonesia), Nurul Eka (Pekerja Sosial Independen Indonesia).

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article