Menyikapi kondisi terkini seputar Pilpres 2019, para dosen di Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, merasa prihatin atas eskalasi kekerasan yang terjadi, dan menyatakan sikapnya sebagai berikut:
Pemilu telah usai kita lakukan bersama dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pemenang pemilu. Pihak yang belum dapat menerima hasil keputusan KPU berencana menempuh jalur konstitusional dengan mengajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Namun demikian, beberapa hari lalu kita prihatin menyaksikan bersama eskalasi ketegangan meningkat di Ibukota. Kondisi ini tidak terlepas dari ketegangan antar elemen masyarakat yang telah terbangun bahkan sejak periode sebelum kampanye pemilu.
Perlu dipahami, terlalu lama bangsa ini terjebak dalam ketegangan yang tidak perlu hanya karena aspirasi dan preferensi politik yang berbeda. Terlalu besar sumber daya yang telah dicurahkan akibat perbedaan aspirasi tersebut. Di saat yang bersamaan, negara-negara tetangga kita tetap fokus membangun. Jika ini terus terjadi berlarut-larut, hanya ada satu kepastian, yaitu bangsa ini akan tertinggal dari negara-negara tetangga kita.
Menyikapi kondisi tersebut, kami para dosen di UGM, merasa prihatin atas eskalasi kekerasan yang terjadi. Pesta demokrasi, kegiatan rutin lima tahun sekali, telah usai kita laksanakan. Perbedaan preferensi politik adalah hal yang alami, mengingat perbedaan selalu merupakan rahmat. Apapun aspirasi politik kita ketika pemilu, seyogianya tidak mengubah komitmen kita bersama sebagai bagian dari bangsa Indonesia untuk selalu mempertahankan dan memperkuat kesatuan dan persatuan Indonesia.
Kami para dosen UGM menyerukan kepada para pihak, baik para elite politik dan elemen masyarakat, untuk kembali mengedepankan amanah Proklamasi 17 Agustus 1945. Marilah kembali ke nilai-nilai kejujuran, integritas dan tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Marilah bersama-sama menanggalkan sebutan yang kurang patut kepada pihak yang memiliki aspirasi dan preferensi politik yang berbeda. Marilah meninggalkan penyebaran berita bohong dan saling mendiskreditkan antar anak bangsa. Marilah kembali kita bersatu, menjunjung persatuan dan kesatuan dan menjunjung integritas untuk bersama-sama membangun Indonesia.
Begitu banyak tantangan pembangunan yang ada di depan kita. Kami para dosen UGM menyerukan kepada semua pihak agar kembali memfokuskan diri pada upaya meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Hal ini hanya dimungkinkan jika semua elemen bangsa memprioritaskan keamanan, persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan. Marilah kita tingkatkan silaturahmi diantara kita, membukakan pintu maaf dan kembali bersatu bahu membahu membangun Ibu Pertiwi. Semoga Allah SWT meridai semua usaha kita ini.
Dr. Rimawan Pradiptyo, S.E., M.Sc.