Jumat, September 20, 2024

Kepemimpinan Singapura: Suksesi di Tanah “Tumasik”

Must read

Oleh: Sabpri Piliang, Wartawan Senior

Bandul sejarah “Tumasik”, terus berotasi. Bergulir ke arah yang semestinya. Bukan berbelok ke arah yang berdeviasi. Tak ada basa-basi atau permisifistis. Suksesi berkualitas, telah berjalan!   

Apa yang dihantarkan Lee Hsien Loong dalam menemukan generasi ke-4 kepemimpinan Singapura, sungguh merupakan “parmata” bangsa, di negara yang pada tahun 1200-1300 masih dinamai “Tumasik”. Atau bila diterjemahkan berarti, “kota pantai”. Berasal dari bahasa Jawa, “tasek”, yaitu ‘Laut’.

Hari ini, Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong. Seorang berpendidikan mumpuni, berusia 51 tahun. Menjadi suksesor ke-4, setelah tiga pemimpin sebelumnya: Lee Kwan Yew, Goh Chok Tong, dan Lee Hsien Loong. Seperti rallying kepemimpinan sebelumnya, Lawrence Wong, atau lengkapnya Lawrence Wong Shyun Tsai memiliki latar belakang pengetahuan yang luas di bidang perekonomian. 

Selepas menyelesaikan pendidkan di berbagai jenjang pada University Wisconsin, Madison University of Michigan, dan Harvard University, Lawrence Wong, di usia sangat belia 24, diangkat oleh PM Lee Hsien Loong menjadi Menteri Pembangunan Nasional. “Sosok pintar” ini, kariernya terus menanjak.

Di pertengahan tahun 2016, kelahiran 18 Desember 1972 tersebut, dijadikan Wakil Menteri Keuangan. Lalu Menteri Keuangan. Pernah pula manjabat di berbagai portofolio:  Kementerian Pertahanan, Kementerian Pendidkan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Budaya, Masyarakat, dan Olahraga.

Beragamnya portofolio yang diterima Lawrence Wong dari “mentornya” BG Lee, menandakan, Lawrence Wong memang dipersiapkan oleh Lee Hsien Loong (BG Lee), sejak satu dasawarsa terakhir. BG Lee jelas sekali mengadopsi raw model dari ayahnya, Bapak Pendiri Singapura Lee Kwan Yew saat “mangajari” Goh Chok Tong, dan dirinya untuk menjadi pengelola negara, secara benar, terukur, dan elegan.

Tak salah. Cara fixed, dan firm menjalankan roda Pemerintahan secara sustainable (sekalipun suksesi berganti orang), pendapatan per kapita (per orang) Singapura  terus berjalan cepat dan meningkat. Untuk saat ini, jumlah GNP per kapita  USD 131.580, atau lebih dari Rp 2 miliar per tahun. Angka itu menunjukkan, Singapura sudah tergolong negara makmur. Lihat pula Produck Dometic Brutto (PDB), sebesar USD 701,8 miliar (2022). Adalah rumus, Singapura sangat sehat.

Negara Kota (Singapura) yang multi-etnic ini, merupakan pusat finansial ketiga terbesar di dunia. Memainkan peran penting dalam perdagangan dunia, Singapura menjadi tempat transit penerbangan internasional yang ingin terbang kemana pun. 

Secara historis, semasa masih bernama Tumasik, di era Kerajaan Malaka (1400), Kesultanan Johor (1528), Singapura sudah “berbakat” sebagai tempat transaksi para pedagang dan pelaut Nusantara. Lajur Sungai Tumasik yang membelah Kota Singapura, menjadi tempat pertemuan pedagang: Melayu, China, Arab, India, dan lainnya. Di sinilah terjadi akulturasi, atau percampuran budaya antar-bangsa.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article