Daya Beli yang Lesu: Tantangan Terbesar untuk Pengusaha di Indonesia. Pengusaha perlu inovasi dan eksekusi peluang tepat.Deflasi selama lima bulan berturut-turut hingga September 2024, dengan IHK yang turun 0,12% di bulan terakhir, membuat situasi ekonomi makin sulit diprediksi.
Data dari Badan Pusat Statistik [BPS] menyebut, inflasi tahunan hanya 1,84%, dan Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pun berada di level kontraksi, 49,2.
Data ini mencerminkan lemahnya aktivitas sektor manufaktur yang turut memengaruhi pendapatan masyarakat dan menurunkan daya beli, terutama di kalangan kelas menengah.
Alarm dari Para Ekonom: Daya Beli Merosot
Bhima Yudhistira dari Celios menyebut bahwa deflasi beruntun ini adalah alarm serius. Menurutnya, angka deflasi ini bisa berarti konsumsi masyarakat menurun karena daya beli yang melemah.
Josua Pardede dari Bank Permata juga mengamini; ia menyoroti bahwa daya beli yang lesu ini diperparah oleh lonjakan PHK dan stagnasi upah.
Kondisi ini jelas memberikan tantangan baru bagi pengusaha, terutama yang mengandalkan pasar domestik.
Solusi Taktis: 5 Langkah untuk Menghadapi Tahun 2025
Berikut adalah tujuh solusi praktis yang bisa diterapkan:
1. Produk Terjangkau & Bernilai Tinggi
Alih-alih menurunkan harga tanpa strategi, fokuslah pada produk varian “lite” atau paket hemat yang tetap berkualitas.
Di masa sulit, pelanggan mencari nilai lebih pada setiap rupiah yang dikeluarkan.
Banyak restoran mulai menawarkan “Paket Hemat” atau “Porsi Lite” dengan harga lebih rendah namun tetap menarik minat konsumen.