Sebuah Dialog Imajiner
Oleh Giri Basuki Widodo
Duduk berdua di sebuah ruangan dengan interior bergaya klasik modern, mengingatkan akan west wing, bagian sayap barat dari bangunan rumah besar.
Forest Ghost: (Dengan nada suara lirih pelan namun jelas, memulai percakapan). Kalau memperhatikan ruangan ini, rasanya lo sudah tidak membutuhkan apa-apa lagi dong?
Mr P: Apalagi? (sambil mengembangkan kedua tangannya).
Semuanya sudah kita lewati. Inilah saatnya membenahi semuanya. Negara ini sedang sekarat.
Forest Ghost: Kegagalan pada akhirnya punya rasa bosan juga untuk terus hinggap pada seseorang yang selalu bergerak. Seperti lorong panjang yang di ujungnya pasti ada cahaya
(Memberikan amplop besar ukuran A4). Ini ada titipan surat dari seorang penjelajah. Orang ini selalu mencoba hal-hal baru. Selalu belajar sebanyak yang dia bisa, tentang hal-hal berbeda di luar yang sudah diketahuinya. Karena tipikal dan karakternya itu, akhirnya.
Dia menemukan sesuatu. Dan karena sudah menjadi kewajiban pekerjaan gua sehari-hari, harus mensortir dulu semua yang datang. Gua udah baca isi suratnya. Imajinasi penulis surat ini telah membantunya untuk melihat sesuatu yang tak terlihat, juga pendengarannya, mampu mendengar suara jerit ketakutan dan kengerian di balik pintu tertutup yang belum pernah kita dengar.
Jeritan yang disebabkan kejahatan yang dilakukan manusia untuk mendapatkan keuntungan dari sesamanya, atau untuk mempertahankan kekuasaan dan uang. Orang-orang yang telah mengkhianati sumpahnya. Benalu republik. Ada 21 lembar halaman. Sempatkanlah baca dalam waktu lo yang sangat sempit.
Mr P: Seperti yang dikatakan Plutarch, realitas di luar adalah fenomena yang mencengangkan. Sebagaimana kebijaksanaan kuno seperti adanya sebuah dongeng. Namun telah terbukti ribuan kali. Setiap hari dalam kehidupan kita.
Forest Ghost: Jalan di depan begitu mendaki. Dan dunia mengamati. (Mengambil sesuatu dari balik bajunya). Karena waktu lo terbatas, coba kemarikan tangan kiri lo! Bukalah. (Menaruh sesuatu di tangan kiri yang telah terbuka. Lalu menutup semua jemari tangan kiri menjadi genggaman).