Sabtu, April 20, 2024

Gamelan, warisan budaya takbenda UNESCO

Must read

Siksa Kubur

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi bersama Menteri Luar Negeri akan menyerahkan sertifikat gamelan sebagai Warisan Budaya Takbenda dari UNESCO kepada masyarakat Indonesia sebagai pemilik budaya gamelan yang akan diwakili 14 Pemerintah Provinsi, Institute Seni Surakarta dan Maestro Gamelan (Alm) Rahayu Supanggah dan Made Bandem.

Pada acara ini juga akan digelar konser Mahambara Gamelan Nusantara pada Jumat, 16 September 2022 di Lapangan Balai Kota Surakarta. 

Sertifikat UNESCO akan diserahkan melalui Kementerian Luar Negeri kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai dokumen negara, dan Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek serta Pemerintah Provinsi pengusul gamelan untuk UNESCO: Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. 

Mahambara Gamelan Nusantara: “Gamelan Indonesia untuk Dunia” menjadi tema peristiwa selebrasi penyerahan sertifikat gamelan sebagai warisan budaya takbenda UNESCO. 

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kemendikbudristek RI, Dr. Restu Gunawan, M.Hum., menyampaikan, “Gamelan telah diusulkan kepada UNESCO sejak 2018, dan telah dinyatakan resmi masuk dalam daftar warisan budaya takbenda UNESCO melalui sidangke-16 Komite Warisan Budaya Takbenda UNESCO di Paris Perancis 15 Desember 2021.

“Gamelan ditetapkan bersama dengan 46 warisan budaya takbenda lain, di antaranya Nora, drama-tari di Thailand Selatan; dan Al-Naoor, kerajinan seni tradisional dari Irak.”

Lebih lanjut ia sampaikan bahwa hingga saat ini sudah 11 warisan budaya takbenda Indonesia yang telah masuk dalam daftar UNESCO setelah sebelumnya Pantun sebagai multinasional nominasi bersama dengan Malaysia (2020); Tradisi Pencak Silat (2019); Pinisi, seni membuat perahu di Sulawesi Selatan (2017); Tiga genre tari tradisional di Bali (2015); Noken, tas rajut dan ikat dari Papua (2012); Tari Saman (2011), Angklung (2010); Batik Indonesia (2009), Wayang (2008), dan; Keris Indonesia (2008), serta satu program terbaik untuk pelatihan membatik kepada siswa sekolah (2009). Rasa bangga dan bahagia atas peristiwa tersebut kami wujudkan dengan menggelar acara Festival Gamelan Nusantara di Solo Jawa Tengah.”

Kota Solo dipilih sebagai tempat pelaksanaan karena telah lama Kota Solo mem-branding dirinya sebagai “rumahnya” gamelan.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article