Jumat, Maret 29, 2024

Jangan tinggalkan jejak buruk di dunia digital, bisa dikejar

Must read

Presiden kebal hukum?

Kebumen –  Perubahan mental dengan berlaku bijak dan bertindak cerdas adalah cara yang tepat saat memasuki dunia digital. Karena itu, hati-hati memberlakukan konten. Gadget bukan alat melainkan identitas untuk masuk dan keluar dari dunia maya. Maka, jangan tinggalkan jejak buruk di sana, bisa dikejar.

Nasihat ini disampaikan Konsultan Komunikasi Pemasaran PT Katadata Indonesia, Prasidono Listiaji, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis  (22/7/2021).

Kemajuan teknologi digital saat ini menjadikan dunia ibarat dalam genggaman tangan. Aktivitas yang dulu tidak ada kini mudah dilakukan tanpa harus keluar rumah. Misalnya, belajar piano dari youtube via ponsel atau laptop, beli Bakso Mirasa Pak Urip atau Sate Ambal Pak Alip dari aplikasi digital.

Rapat pembangunan gedung sekolah pun bisa dilakukan di ruang maya lewat  zoom atau google meets, pengajian dan kebaktian dilakukan lewat internet, video-video dakwah ada di youtube. “Kirim uang dari telepon genggam, perpustakaan buka 24 jam,” ungkap wartawan senior itu.

Pria yang akrab disapa Inod itu menyatakan internet adalah sebuah dunia (hampir) tanpa batas. Berdasarkan survei Asosiasi Penyelanggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2020, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 196,7 juta.

Penduduk Indonesia pada tahun itu ada 270 juta jiwa. Berdasar databoks dari Katadata, ada sekitar 33 persen pengguna telepon pintar mengakses internet lebih dari 8 jam, dan sebanyak 36 persen mengakses 4-8 jam.

Karena tuntutan zaman, lanjut Inod, mau tak mau orang harus bersahabat dengan internet. Perangkat digital berupa ponsel yang kini dipegang oleh hampir semua orang hendaknya betul-betul digunakan sebagaimana mestinya. Perangkat itu juga berpotensi membahayakan apabila tidak digunakan secara tepat.

“Kendarai ponsel pintar Anda. Ponsel bukan cuma buat ngobrol, bukan Gameboy, Ponsel adalah identitas Anda,” ucapnya dalam webinar yang kali ini mengusung tema ”Membangun Toleransi Beragama Melalui Media Sosial”.

Narasumber lainnya, Teguh Setiawan (Wartawan Senior) menyatakan pentingnya warga digital menghormati perbedaan dengan cara menjadi smart netizen. “Keragaman bukan tentang bagaimana kita berbeda. Keragaman adalah tentang menerima keunikan satu sama lain,” ucapnya.

Dipandu moderator Bobby Aulia, webinar juga menghadirkan narasumber Isharsono (Founder ISTAR Digital Marketing Center), Khoironi Hadi (Kepala MAN Temanggung) dan Bella Ashari (TV Presenter) selaku key opinion leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article