Selasa, April 23, 2024

Jika mengalami perundungan simpan bukti digitalmu

Must read

Banyumas – Perundungan di dunia digital adalah perilaku agresif yang dilakukan suatu kelompok atau individu, menggunakan media elektronik, secara berulang-ulang dari waktu ke waktu. Biasanya korbannya seseorang yang dianggap tidak mudah melakukan perlawanan atas tindakan tersebut.

“Jika kamu dalam bahaya bisa lapor ke polisi, segera menyimpan bukti-bukti, bisa membantumu nanti untuk menunjukkan apa yang telah terjadi,” ujar Sani Widowati dari Princeton Brigde Year On-site Director Indonesia, saat menjadi narasumber webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk masyarakat Kabupaten banyumas, Jawa Tengah, Kamis  (22/7/2021).

Sani menyebutkan bukti-bukti itu bisa berupa pesan dalam chatting dan screenshot postingan di media sosial. Semua itu bisa dijadikan sebagai bukti laporan. Langkah berikutnya adalah blokir akun pelaku.

Orang tua, guru, sahabat, teman dekat merupakan pihak-pihak yang paling tepat untuk diajak bicara. Orang tua perlu mendorong anak untuk cerita lebih detail apa yang dialami. Yakinkan anak bahwa itu bukan kesalahannya, kemudian bangun rasa percaya dirinya kembali.

“Tidak perlu membalas. Balas dendam bukan solusi memutus rantai perundungan Bicarakan dengan pihak terkait, bila perundungan terjadi di antara teman sekolah, komunitas hobi atau kegiatan lainnya. Bila tidak nyaman bicara dengan keluarga atau teman bisa  menghubungi konselor profesional,” saran dia.

Perundungan apabila terjadi di lingkungan sekolah, lanjut dia, guru memiliki peran utama untuk menyelesaikannya. Pertama, guru harus menanggapi kejadian itu dengan serius. “Hargai dan berterima kasihlah kepada siswa tersebut karena telah melapor kepada Anda. Yakinkan dia bahwa itu bukan salahnya. Tunjukkan empati. Bantu anak yang di-bully untuk membela dirinya sendiri bahwa dia bisa mengatakan tidak suka jika dikerjai oleh temannya,” paparnya.

Guru juga berhak bertanya kepada anak tentang apa yang dapat dilakukan, agar dia merasa aman. Langkah berikutnya, bicaralah dengan setiap anak yang terlibat dalam situasi ini secara terpisah. Prinsipnya, hindari menyalahkan, mengkritik atau meneriaki di depan wajah mereka serta dorong dan hargai nilai kejujuran. “Ingatlah untuk selalu berbuat baik kepada diri sendiri dan orang-orang di  sekitarmu,” pesan Sani.

Narasumber lainnya, Yoshe Angela (Social Media Specialist PT Cipta Manusia Indonesia) menjelaskan perundungan merupakan perilaku berulang, entah itu bertujuan untuk menakut-nakuti, membuat marah atau mempermalukan seseorang.

Dipandu moderator Dannys Citra, webinar juga menghadirkan narasumber Ahmad Wahyu Sudrajad (Peneliti & Dosen UNU Yogyakarta), Yanuar D Saputra (Pegiat Literasi) dan Kneysa Sastrawijaya (Entertainer) sebagai Key Opinion Leader. (*)

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article