Jumat, Maret 29, 2024

Laba Softbank anjlok 99% gara-gara Vision Fund

Must read

Presiden kebal hukum?

Softbank melaporkan laba operasional sebesar JP¥2.59 miliar (sekitar Rp323 miliar) selama Oktober-November 2019, turun 99 persen dibanding periode sama di 2018. Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh rugi operasional Vision Fund (dana investasi kelolaan Softbank) yang mencapai JP¥225,1 miliar (Rp28 triliun).

Kerugian tersebut muncul berkat penurunan nilai wajar dari sejumlah investasinya, yang sebagian diakibatkan oleh kegagalan WeWork dan nilai valuasi Uber yang cenderung menurun setelah go public.

Kinerja mengecewakan Vision Fund ini sudah terlihat ketika Softbank terpaksa mengucurkan dana sebesar US$10 miliar (Rp137 triliun) untuk menyelamatkan operasional WeWork, serta valuasi Uber yang cenderung turun sejak melantai di bursa Mei 2019 lalu.

Mereka juga terancam menerima kerugian lebih lanjut setelah OYO, startup jaringan hotel murah asal India yang jadi salah satu portofolionya, baru-baru ini melakukan restrukturisasi, serta memberhentikan sekitar 1.500 karyawan di India, Cina, dan Amerika Serikat.

Vision Fund diresmikan pada 2017, dan telah mengucurkan dana sebesar US$74,6 miliar (Rp1 kuadriliun) pada 88 perusahaan di dunia. Beberapa perusahaan teknologi yang beroperasi di Indonesia dan jadi portofolionya antara lain Grab dan Tokopedia.

Evaluasi ulang rencana pendanaan ke depan

Masayoshi Son selaku pemimpin Softbank mengakui apa yang menimpa Uber dan WeWork telah membuat mitra-mitra investasi Softbank ragu dengan skema investasi mereka. Dampaknya, proyek Vision Fund 2 dengan target penggalangan dana sebesar US$108 miliar (Rp1,4 kuadriliun) sejauh ini baru mampu menghimpun US$2 miliar (Rp27 triliun) hingga November 2019 lalu.

“Sebelum melanjutkan Vision Fund 2, mungkin kami akan memulai pendanaan dengan skala yang lebih kecil dan periode pendanaan yang lebih singkat,” jelas Son kepada Japan Times terkait rencana Softbank berikutnya.

Son juga menyatakan ia telah bertemu dengan Paul Singer selaku pemimpin dari firma keuangan asal Amerika, Elliot Management Corp, dengan harapan bisa menjalin kerja sama demi memperbaiki capaian finansial Softbank di masa depan.

Gambar oleh NikolayFrolochkin dari Pixabay

Selain Elliot, pada Januari 2020 lalu Son juga baru saja bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, terkait potensi investasi Softbank pada pengembangan ibu kota baru Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim Sofbank berencana berinvestasi sekitar US$30 miliar (Rp411 triliun) untuk proyek ibu kota baru ini, namun pihak Softbank membantah klaim tersebut dan menegaskan belum ada kesepakatan apa pun.

Oleh Gilang Kharisma, Diedit oleh Iqbal Kurniawan

Sumber: TechInAsia

Artikel sebelumnya
Artikel berikutnya
- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article