Jumat, April 19, 2024

Merjer Gojek dan Tokopedia, jadi apa?

Must read

Siksa Kubur

Oleh Eddy Herwanto

PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB, induk Gojek) sedang berusaha menjadi raksasa super aplikasi. Rencananya melakukan penggabungan usaha (merger) dengan market place Tokopedia akan melahirkan perusahaan aplikasi raksasa ride hailing, market place, perbankan, jasa transportasi (taksi Blue Bird dan penyewaan mobil Astra) sekaligus penyedia alat pembayaran dompet elektronik. Lengkap dalam satu wadah.

Sebagai pelopor aplikasi ride hailing, tahun lalu nilai transaksi Gojek mencapai US$ 12 miliar (sekitar Rp170 triliun). Sekalipun pandemi Covid-19 sempat mengerem aktivitas sosial warga Indonesia dan Asia Tenggara, Gojek mengaku masih bisa mencatat pertumbuhan 10%. Pencapaian itu terjadi berkat transaksi bulanan dari 38 juta pengguna aplikasinya di seluruh Asia Tenggara (RI, Vietnam, Thailand, Singapura, dan Filipina).

Belum ada komentar penolakan dari para pemegang saham AKAB atau Tokopedia, para raksasa di industri digital, merjer dan akuisisi, otomotif, dan perusahaan investasi. Sebut saja di Tokopedia ada Softbank, Alibaba, dan akhir Oktober 2020 bergabung Temasek (BUMN Singapura) dan Google yang menggelontor US$ 350 juta. Keduanya tampaknya tertarik dengan perkiraan pasar e-commerce RI akan tumbuh dari US$ 21 miliar (2019) ke 82 miliar (2025).  

Sementara di Gojek, selain ada Google, juga ada Tencent, Raquten Eropa, Sequoia Capital India, kemudian jawara merjer dan akuisisi KKR, dan dari dalam negeri ada Astra Internasioal, misalnya.  PT Astra Internasional sebelumnya sudah menginjeksi Gojek hingga US$ 250 juta masuk melalui dua kali penerbitan saham baru. Yang terakhir dalam penerbitan saham seri F sebesar US$ 100 juta pada Maret 2019. 

Gojek juga memperoleh pendanaan seri F itu dari Tencent Holdings, Google, dan JD.Com berjumlah US$ 920 juta. Dengan banyak uang di kantong, Gojek melalui anak perusahaan PT Dompet Karya Anak Bangsa (Dokab payung GoPay) pada 18 Desember 2020 membeli saham baru PT Bank Jago Tbk (ticker: ARTO) sebanyak 1,956 miliar lembar pada harga Rp1.150. Sehingga nilai transaksinya mencapai Rp2,25 triliun. Transaksi itu menguntungkan Dokab karena harga saham ARTO pada penutupan 18 Desember 2020 itu berada pada harga Rp3.900.

Lumrah dapat harga premium, mengingat Dokab sesungguhnya sudah menjadi pemegang saham di ARTO sebesar 4,14% saja. Transaksi yang dilakukannya Desember itu menambah saham Dokab naik menjadi 22,16%. Dengan demikian, komposisi baru pemegang saham: Metamorfosis Ekosistem Indonesia (bankir Jery Ng) 37,65%, Dokab 22,16%, dan Wealth Track Technology 13,35% (milik pengusaha Patrick Waluyo), selebihnya dipegang publik.

Ada dugaan, Gojek akan menggunakan ARTO sebagai bank intermediasi bagi pelanggannya untuk melakukan top up dompet elektronik Go Pay di samping BCA, Mandiri, atau Bank BNI pada App Gojek. Penambahan rekening untuk top up itu diharapkan akan menambah dana murah yang mengendap di Bank Jago. PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) tampaknya menyiapkan GoPay untuk menjadi entitas bisnis yang memberikan nilai tambah.

Jika dalam merjer dengan Tokopedia, GoPay juga disertakan, maka pelanggan market place Tokopedia bisa memakai GoPay sebagai dompet elektronik mereka. Jika mereka juga mau membuka rekening di Bank Jago, dan untuk setiap top up ke GoPay tidak dipungut fee, maka Bank Jago akan memperoleh tambahan sumber dana murah lagi. Cerdik.

Sebelum memperbesar kepemilikan di Bank Jago, Gojek memperoleh dana segar US$ 150 juta dari PT Telkomsel. Operator telko itu pada 16 November 2020 menandatangani persetujuan membeli obligasi konversi US$ 150 juta yang diterbitkan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (induk Gojek) yang bisa dikonversi menjadi saham bila sudah jatuh tempo. Setelah transaksi itu saham PT Telkom Tbk (yang menguasai 65% Telkomsel) langsung terbang.

Masuk tahun 2021, saat mobilitas warga masih dibatasi, salah satu investasi AKAB di Blue Bird (ticker BIRD), cukup terpukul penjualan jasanya. Tahun lalu Gojek masuk ke Blue Bird dengan mengakuisi saham pendirinya seharga Rp411 miliar. Sial sesaat kemudian Covid-19 masuk ke Indonesia hingga saham BIRD terpukul. Toh Gojek berharap dengan menampilkan ikon Blue Bird pada dashboard Gojek, pesanan akan taksinya tetap muncul.

Jika penggabungan usaha Gojek dan Tokopedia terwujud nilai dari perusahaannya langsung akan terbang sehingga juga akan menaikkan shareholders value keduanya. Saham anak perusahaannya masing masing juga bakal ikut melambung. Jika perusahaan hasil merjer itu masuk bursa, kapitaliaasinya pasti akan sangat besar. Kita tunggu saja.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article