Jumat, Maret 29, 2024

Pahami dan bimbing generasi digital yang tumbuh bersama kemajuan teknologi

Must read

Presiden kebal hukum?

Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Waryani Fajar Riyanto menuturkan revolusi industri 4.0 dan generasi Z telah mengubah wajah dunia saat ini. Generasi Z yang juga dikenal sebagai generasi net sebagian besar lahir setelah tahun 2000, dan generasi ini merupakan generasi yang tumbuh bersama kemajuan teknologi, sehingga memandang teknologi adalah bagian dari mereka.

Mereka lebih sering menggunakan IT, akrab dengan media sosial dan smartphone secara aktif. Ada yang bilang, generasi ini telah akrab dengan gawai sejak dalam kandungan.

“Penggunaan smartphone secara aktif menjadikan generasi Z berbeda dengan generasi lainnya, tapi penggunaan smartphone secara aktif oleh generasi Z ini bukan termasuk perilaku adiktif, akan tetapi karena smartphone sudah menjadi bagian terpenting dalam kehidupan mereka,” kata Fajar Riyanto saat menjadi pembicara webinar literasi digital bertema “Adaptasi Empat Pilar Literasi Digital untuk Siswa” yang digelar Kementerian Kominfo untuk masyarakat Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Kamis (7/10/2021).

Dalam webinar yang diikuti ratusan peserta itu, Fajar Riyanto mengatakan dengan kondisi itulah penting sekali menanamkan empat pilar literasi digital pada generasi Z. “Seluruh elemen literasi digital ini penting meliputi digital ethics, digital skill, digital culture, dan digital safety,” kata Fajar Riyanto.

Narasumber lain dalam webinar itu, dosen Fakultas Psikologi UI Dian Wisnuwardhani menuturkan saat ini, waktu penggunaan gadget untuk anak seharusnya dibatasi.

“Tetapkan batasan yang wajar untuk waktu penggunaan gadget bagi anak-anak di rumah, lakukan hal-hal yang lebih bermanfaat di rumah,  seperti mengajak membaca buku dan berdiskusi, olahraga bersama, melukis, bermain musik,” kata dia.

Aturan bebas layar selama waktu makan dan ngobrol keseharian di rumah hal yang unik ditemui juga menjadi bagian penting membatasi anak dengan gadgetnya.

“Matikan televisi, matikan internet selama 60 sampai 90 menit tiap hari saat kegiatan interaksi berlangsung, orangtua dan guru harus bekerja sama sebagai orang-orang terdekat yang bertanggung jawab dalam mendidik dan mengembangkan anak-anak,” kata dia.

Dian menyarankan waktu tatap layar di kegiatan sekolah online musti produktif. Berikan tugas yang membuat anak bisa berkreasi dan membuat tangannya menghindari layar gadget. “Misalnya membuat benda tertentu dari barang bekas,” kata dia.

Webinar yang dipandu oleh moderator Mafin Rizki ini juga menghadirkan narasumber Ahmad Faridi dari Kantor Wilayah Kemenag Jawa Tengah, Iwan Gunawan, praktisi community development, serta Bella Nabila selaku key opinion leader.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article