Jumat, Maret 29, 2024

Panduan global investasi real estat komersial 2022 – 2023

Must read

Presiden kebal hukum?

Volume transaksi di Asia Pasifik diperkirakan akan tumbuh dua digit di tahun 2022 dan 2023

Aktivitas transaksi global mencatat rekor baru di tahun 2021

Pemulihan pasar real estat global diperkirakan akan menempuh jalur cepat, ditandai dengan volume pada Q4 2021 yang mendorong pertumbuhan tahunan sebesar 55%. Menurut laporan dari Cushman & Wakefield: The Signal Report: Global Guide to CRE Investing In 2022, permintaan akan sama kuatnya untuk tahun ini, dan meskipun menemukan peluang tepat tetap menjadi isu utama, aktivitas di paruh pertama tahun ini diharapkan akan melebihi 2021 dan diperkirakan meningkat lebih jauh sebesar 3% secara keseluruhan.

Asia Pasifik memimpin pemulihan hingga saat ini, dengan kembalinya tingkat pertumbuhan dan tingkat aktivitas investasi ke tingkat yang sama dengan sebelum pandemi di sebagian besar pasar. Momentum ini sepertinya akan tetap bertahan meskipun adanya pembatasan karena COVID di Triwulan ke-1, dan akan diperkuat oleh permintaan dari penghuni yang lebih dalam dan lebih luas di akhir tahun.

Prospek Asia Pasifik

Aktivitas transaksi mengikuti pemulihan ekonomi awal di kawasan APAC, dengan volume investasi tahun 2021 melebihi tingkat sebelum Covid setelah penurunan sedikit sebesar 10% di tahun 2020. Momentum ini akan bertahan dengan tahun 2022 dan 2023 diperkirakan akan mencatat pertumbuhan volume dua digit seiring pemulihan ekonomi menstimulasi sector penghuni (occupier).

Ketersediaan stok merupakan potensi hambatan yang dihadapi investor akan tetapi dengan kenaikan suku bunga secara bertahap, hal ini seharusnya bisa menjaga keyakinan investor.

“Asia Pasifik memasuki tahun 2022 dengan momentum kuat, akan tetapi dengan hambatan jangka pendek yang lebih besar dari perkiraan, dari penyebaran Omicron dan meningkatnya risiko geopolitik. Namun, momentum ini akan muncul dengan sendirinya di Q2, yang dibangun di atas kebangkitan kembali kawasan ini dari lockdown yang berkepanjangan,” kata Dr. Dominic Brown, Head of Insight & Analysis, Asia Pacific at Cushman & Wakefield. 

“Ekonomi regional akan mengambil kembali posisi teratas dalam laju pertumbuhan ekonomi di paruh kedua tahun 2022, berlanjut hingga tahun 2023. Oleh karena itu, pasar occupier diperkirakan akan menguat di tahun mendatang, dengan permintaan yang tersebar lebih luas di seluruh wilayah.”

“Di Jakarta, transaksi di tahun 2022 akan didominasi oleh aset yang dibeli dengan harga lebih rendah daripada sebelum pandemic Covid-19 oleh Penghuni yang membeli Kantor dan Investor yang membeli tanah untuk data center, logistik dan rumah sakit. Pengusaha oportunistik akan terus mengakumulasi kepemilikan tanah selama tahun 2022 dan 2023 terutama dari kredit bermasalah. Banyak rencana proyek apartemen di Jakarta yang akan dikonversi menjadi pembangunan lainnya karena pasar kondominium masih lemah,” kata Mina Ondang, Director, Investment, Cushman & Wakefield, Indonesia.

“Banyak investor mencari hotel di Bali dan Jakarta dengan nilai yang murah, namun harga harga penawaran masih belum mencapai nilai yang diinginkan oleh investor, sehingga transaksi masih sangat terbatas,” Handa Sulaiman, Vice Chairman, Cushman & Wakefield, Indonesia menambahkan.

Lanskap Investasi Global

Aktivitas transaksi secara global mencapai rekor baru di tahun 2021, sebagian besar disumbangkan oleh laju pemulihan yang terlihat di Amerika. Setelah penurunan 22% aktivitas global di tahun 2020 saat pandemi melanda, 2021 mencatat peningkatan yang luar biasa sebesar 55% dan diprediksi diikuti oleh peningkatan lebih lanjut 3% di tahun ini yang didorong oleh percepatan pertumbuhan yang terjadi di EMEA dan APAC.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article