Sabtu, April 20, 2024

Persahabatan Indonesia – Uni Arab Emirat

Must read

Siksa Kubur

Dari Abu Dhabi Indonesia membawa oleh-oleh investasi senilai Rp314,9 triliun.

Oleh Luhut Binsar Pandjaitan –  Menko Kemaritiman dan Investasi 

Saya selalu percaya bahwa keberhasilan kita dimulai dari satu langkah awal yang baik. Seperti yang saya alami pada 12 Januari 2020, di Abu Dhabi saat saya menghadiri peletakan batu pertama KBRI di Uni Arab Emirat dan bertemu sahabat baik saya, Menteri Energi dan Industri UAE, Mr. Suhail Mohamed Al Mazrouei. 

Ini adalah momen perjumpaan kami yang kedua kalinya setelah beberapa bulan lalu beliau berkunjung ke Indonesia dalam rangka mewakili Putera Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan untuk membicarakan kelanjutan komitmen investasi dari UAE.

Saya tiba lebih dahulu di Abu Dhabi karena saya mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo untuk mengawal investasi yang bernilai ini. Saya patut berterima kasih kepada Mr. Suhail karena tanpa dukungannya, saya tidak yakin kerjasama ini semua bisa terwujud. Saya katakan kepada beliau berulang kali bahwa jika kesepakatan ini terwujud, maka akan menjadi sejarah besar bagi Indonesia dan negara timur tengah khususnya UAE.

Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan bagi kedua negara dan khususnya bagi saya karena kita akan memulai langkah awal besar yang baik, yaitu komitmen investasi yang perjalanannya sangat cepat karena dibangun dari hubungan yang sangat baik antar teman. Begitulah yang disampaikan Mr.Suhail kepada saya. Saya berharap semoga hubungan baik antara Indonesia dan UAE tetap berlangsung dan semoga banyak hal-hal baik dapat tercapai terutama untuk kemajuan negeri kita tercinta, Indonesia.

Kalau saya diminta menyebutkan apa dua hal yang menurut saya paling penting dalam membangun hubungan antar negara? Jawabannya adalah persahabatan dan rasa percaya. Hubungan antar negara selayaknya seperti hubungan dua sahabat yang dilandaskan dari rasa percaya. Seperti persahabatan yang dijalin oleh Indonesia dan UAE. Persahabatan baik yang dijalin oleh kedua kepala negara beserta jajarannya inilah yang kemudian membawa Indonesia pada sebuah kepercayaan besar berupa investasi senilai Rp 314,9 triliun.

13 Januari 2020 adalah hari yang bersejarah bagi bangsa Indonesia, terutama bagi saya karena hanya dalam waktu enam bulan, komitmen investasi ini berhasil kita wujudkan. Ini adalah komitmen investasi tercepat sekaligus terbesar yang pernah didapatkan Indonesia di negara Timur Tengah.

Saya teringat percakapan antara Putra Mahkota Muhammad bin Zayed al Nahyan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor pada bulan Juli tahun lalu, Putera Mahkota mengatakan bahwa UAE ingin lebih banyak lagi ikut dalam pembangunan di Indonesia karena Putera Mahkota menganggap Indonesia adalah saudara dan merupakan negara berpenduduk muslim terbesar. Di hari itu pula, saya ditunjuk oleh Presiden sebagai “contact person” dalam perjanjian kerjasama investasi bersejarah ini.

Semangat persahabatan inilah yang kemudian mewujud dalam 11 proyek investasi di bidang energi dan 5 kerjasama antar pemerintah di bidang pendidikan, pertanian, kesehatan, budaya dan keagamaan. Semangat persahabatan ini pula yang membawa saya dan tim untuk bekerja semaksimal mungkin demi kemajuan negeri kita tercinta, Indonesia. Semoga ke depannya, persahabatan baik ini selalu terjaga dan kepercayaan dari negara sahabat Indonesia, UAE bisa terus kita jaga, dan semoga semua rakyat Indonesia mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari hubungan persahabatan baik antar kedua negara.

Bagi saya, “Respect” adalah hal terpenting yang harus dijaga dari sebuah hubungan persahabatan. Seperti yang ditunjukkan oleh Pemerintah UAE kepada Pemerintah Indonesia pada kunjungan kami, 12 Januari lalu. Banyak pengalaman membahagiakan yang saya alami saat di UAE, hingga saya bingung mana “respect” yang paling membahagiakan untuk saya.

Apakah “respect” berwujud kumandang lagu Indonesia Raya yang menggema Istana Qasr Al Watan, Abu Dhabi beserta anak-anak UAE yang menyambut kami persis seperti Presiden Joko Widodo menyambut tamu-tamu negara di Istana setiap kali mereka berkunjung ke Indonesia?

Ataukah “respect” berbentuk kedekatan personal saya dengan Pangeran Mohammed bin Zayed al Nahyan sampai-sampai beliau menyalami sambil memeluk dan berbisik di telinga saya “Thank you so much General”?

Saya berpikir, semua kebahagiaan yang saya sebutkan tadi dapat terwujud karena hubungan personal yang sangat akrab antara Presiden Jokowi dan Pangeran Mohammed bin Zayed al Nahyan. Saya menyaksikan bagaimana Pangeran Mohammed bin Zayed menunjukkan “respect” dan kedekatan yang sangat akrab dengan Presiden Jokowi dengan memanggil Presiden sebagai “big brother” serta mempersilahkan menganggap UAE sebagai rumah kedua beliau saat acara makan malam bersama.

Yang jelas, apapun itu yang lebih penting dan membahagiakan bagi saya adalah keberhasilan komitmen investasi yang Presiden Jokowi bawa yaitu 11 komitmen bisnis antar negara serta 5 perjanjian kerjasama antar lembaga negara dan saya dapat berperan di dalamnya meskipun hanya sebagai “contact person” dari pihak Indonesia. Saya mendapat kebahagiaan lagi berupa rasa percaya dari Pangeran Mohammed bin Zayed yaitu mendapat kesempatan berkomunikasi langsung dengan beliau lewat WhatsApp.

Reposted from @luhut.pandjaitan   

#MenkoMarves #LBP   

Artikel sebelumnya
Artikel berikutnya
- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article