Kamis, April 25, 2024

Sekolah cinta PPA Institute sukses nikahkan 567 pasangan

Must read

Lembaga training berbasis ilmu-ilmu Al Qur’an dan hadist PPA Institute mendirikan Sekolah Cinta yang merupakan bagian dari program berbasis kebutuhan masyarakat yang dicanangkan sejak tahun 2015. Misi program ini adalah mempertemukan pasangan pria dan wanita yang telah diberi edukasi dan pelatihan akidah selama kurun waktu tertentu untuk kemudian dipasangkan dan dinikahkan.

Menurut pendiri PPA Institute Rezha Rendy, banyak sekali pria dan wanita di Indonesia, khususnya kaum muslim, yang secara finansial memiliki kemapanan ekonomi namun ternyata menemukan kesulitan dalam mencari jodohnya.

Hal tersebut disebabkan banyak faktor, namun dari penelitian yang dilakukan oleh lembaganya, mayoritas disebabkan karena kurangnya pemahaman tauhid dari masing-masing individu sehingga mereka hanya mengandalkan faktor lahiriah saja.

“PPA Institute sendiri adalah lembaga pendidikan yang ingin membumikan ayat-ayat Al Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. Dalam perjalanan kami satu dekade ini, kami menemukan bahwa umumnya persoalan yang dihadapi masyarakat Indonesia hampir sama saja, mulai dari keuangan, kesehatan dan pernikahan atau jodoh. Di sinilah kami hadir untuk memberikan solusi praktis berbasis ilmu akidah,” tuturnya saat dihubungi di Jakarta (22/9).

Berdasarkan data Kementrian Dalam Negeri tahun 2020, dari 270 juta penduduk Indonesia, baru 86 juta yang telah berkeluarga. Artinya, ada lebih dari 150 juta yang belum berkeluarga, meski di antara mereka ada yang statusnya masih di bawah umur.

“Tentu rasio ini cukup mengkhawatirkan, ketika sebuah masyarakat lebih banyak yang memilih untuk hidup melajang, bisa berbahaya bagi kelangsungan regenerasi bangsa di masa akan datang.  Di Jakarta sendiri, berdasarkan data Statistik Sektoran Pemprov DKI, 46 persen penduduknya adalah lajang. Tentu ini harus kita carikan solusinya bersama.”

Konsep Sekolah Cinta PPA Institute ini, tambah Rendy berbeda dengan biro jodoh. Fungsi keberadaan program ini bukan menjadi mak comblang (perantara) yang mempertemukan satu pria lajang dengan wanita lajang. Lebih dari itu, Sekolah Cinta justru ingin merubah pola pikir para lajang dari hal paling mendasar yaitu tentang kebergantungan kepada Tuhan.

“Dari pengalaman kami memberikan training, baik secara umum maupun secara khusus di Sekolah Cinta, kami menemukan bahwa persoalan utama para jomblo ini adalah mereka terlalu mengandalkan apa yang ada pada diri mereka, dan tidak mengandalkan pada apa yang ada pada Allah SWT. Ini sebenarnya sangat mendasar sekali. Sehingga halangan mereka mendapatkan jodoh justru karena mereka menghalangi diri sendiri dari ketergantungan pada Yang Maha Kuasa,” imbuhnya.

Rendy memberikan contoh bahwa banyak sekali testimoni keberhasilan peserta training Sekolah Cinta maupun peserta training Pola Pertolongan Allah (PPA) yang akhirnya menemukan jodoh mereka setelah merubah cara mereka berpikir dan cara mereka beribadah.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article