Kamis, April 25, 2024

Sepetak kebun radiasi di Serpong

Must read

Oleh Dr. Geni Rina Sunaryo

Sepetak kebun di sebuah sudut Perumahan Batan Indah Serpong bikin geger jagat. Lo? Iya, karena di kebun itu paparan radiasinya sangat tinggi: 200 uSv. Jika batas ambang paparan radiasi untuk manusia 0,03 uSv, berarti tingkat radiasi di kebun itu mencapai 6666 kalinya. Luar biasa.

Radiasi itu berasal dari radio isototop Cesium-137. Atau Cs-137. Sebuah unsur kimia yg memancarkan radiasi sinar gamma (gamma ray, G-ray). G-ray adalah radiasi elektromagnetik yang kuat dan mampu menembus materi dengan ketebalan tertentu. Itulah sebabnya, G-ray sangat berbahaya. Tapi juga bermanfaat untuk membunuh organisme berbahaya, mematikan sel-sel kanker, memutasikan gen (pembuatan bibit unggul) dan merubah struktur molekul suatu zat (memperbaiki kualitas kayu).

Yang jadi pertanyaan, kenapa ada radiasi tinggi di kebun perumahan Batan Indah? Sebuah pertanyaan yang harus dijawab tuntas aparat keamanan. Sebab kondisi ini — apalagi sampai 6666 kali batas aman — sangat berbahaya. Bahkan bisa menjadi teror untuk publik.

Ya, kasusnya sekarang di Batan Indah. Bayangkan kalau radiasi tinggi itu di Monas. Berapa juta orang yang akan terkena radiasi tinggi sinar gamma? Dengan umur paruh 30 tahun (baca: 30 tahun lagi tingkat radiasi itu masih separuhnya) — radiasi itu akan sangat riskan karena bisa membunuh manusia pelan-pelan.

Dari mana ceceran Cs-137 beradiasi tinggi itu? Yang jelas, bukan dari bocoran reaktor nuklir yang berjarak 5 km dari perumahan Batan Indah. Jadi, sangat mungkin ada pihak yang sengaja membuang limbah radioaktif di lokasi tersebut.

Tapi modusnya apa? Bisa terkait dengan kesejahteraan. Atau kecewa dengan Batan. Lalu sengaja membuat teror yang menakutkan warga perumahan? Tapi juga bisa dari orang luar yang kecewa pada institusi Batan atau pribadi. Banyak kemungkinan. Kita berharap polisi bisa mengusutnya tuntas.

Cs-137 harganya mahal. Membuang limbahnya pun mahal dan harus tercatat. Hanya Pusat Teknologi Pengelolaan Limbah Radioaktif (PTPLR) Batan, yang mempunyai otoritas terkait hal tersebut.

Temuan kontaminasi radiasi Cs-137 di Perum Batan Indah oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) merupakan prestasi luar biasa. Salut untuk BAPETEN. Semakin tinggi komitmen BAPETEN dalam mengawasi dan mengamankan penggunaan bahan radioaktif di Indonesia, membuat publik yakin terhadap keselamatan dan keamanan nuklir di negeri tercinta.

Lalu apa tindakan yang tepat untuk membersihkan kontaminasi radiasi itu? Clean up!! Kegiatan ini sudah dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan BAPETEN. Mengeruk tanah dan mengirimnya ke PTPLR, Batan. Kemudian dikelola dan disimpan di tempat yang aman. Lokus akan bersih dalam jangka waktu maksimal 20 hari.

Mengapa sumber radiasi di Batan Indah berasal dari Cs-137? Karena Cs-137 memang yang paling banyak dipakai di dunia industri. Cs-137 naturally ada di alam. Jumlahnya kecil. Karena itu, Cs-137 dibuat juga melalui pembelahan Uranium. Yang ini, hanya bisa dibuat di reaktor nuklir.

Kegunaan Cs-137 sangat banyak. Selain sebagai sumber radiasi untuk mengkalibrasi alat surveimeter, juga untuk membunuh sel-sel kanker. Karena itu, Cs-137 bernilai jual tinggi. Lantaran itu, Cs-137 jadi incaran pencuri, tanpa mempertimbangkan keselamatan orang lain.

Cs-137 mencair pada suhu 28 Celsius. Ia mudah larut dalam air. Kemungkinan migrasi dari air tanah ke tubuh manusia, ataupun ke pohon buah sangat tinggi. Ini karena Cs-137 yang memancarkan radiasi, berbentuk atomic. Sangat sangat kecil.

Photo by François Verbeeck on Unsplash

Jika Cs-137 termakan, ia hanya singgah sebentar dalam tubuh. Lalu keluar lagi bersama air seni.

Berbeda dengan logam berat. Jika masuk dalam tubuh, akan mengendap. Tak akan keluar lagi. Ia akan terakumulasi dalam tubuh. Seperti kasus logam berat merkuri yang termakan ikan di Teluk Minamata, Jepang. Ikannya dimakan orang. Merkurinya mengendap di tubuh orang tersebut. Dampaknya: manusia keracunan merkuri dan menderita berbagai macam penyakit. Tremor, alzemir, kanker, dan lain- lain.

Radioisotop — seperti Cs-137 — yang tertelan manusia (melalui rantai makanan atau air yang tercemar radiasi) — juga berbahaya. Meski tubuh yang terlewati radiasi tinggi hanya sesaat, tapi reaksinya dahsyat. Banyak organ manusia yang akan rusak.

Takut? Betul, radiasi tinggi yang tak terkendali, sangat menakutkan. Apalagi radiasi tinggi dari Plutonium — bahan bakar bom atom. Amat sangat berbahaya.

Mungkin ada orang bertanya: Apakah radiasi itu menakutkan? Saya balik bertanya, “Siapa yang bisa menghindarkan diri dari radiasi?” Dalam kehidupan sehari hari, manusia sudah terpapar radiasi alam. Seperti radiasi kosmik dari matahari.

Dalam setahun, rata rata tubuh manusia menerima paparan radiasi kosmik dari matahari sekitar 0,4 mSv/tahun. Menonton TV, misalnya, juga bisa terkena paparan radiasi 0,005 mSv/jam. Naik pesawat terbang, manusia terpapar radiasi jauh lebih besar dibandingkan dengan berada di bumi. Di kapal terbang paparan radiasinya 0,39 mSv perjam.

Dari makanan, radiasinya sekitar 0,4 mSv/tahun. Dari bahan bangunan atau dinding, sekitar 0,5 mSv per tahun. Malah, PLTN hanya memaparkan 0,0002 mSv/tahun. Ini berarti hanya 1/2000 dari paparan radiasi makanan pertahunnya. Kecil sekali.

Makanya di Jepang, pada kondisi operasi reaktor nuklir yang normal, hanya sekitar 100 meter dari PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir), sudah ramai dengan penduduk dan kegiatan ekonomi. Orang Jepang yang berpikir saintifik tidak takut PLTN. Kenapa? Karena radiasi dari PLTN rendah sekali. Lebih rendah dari radiasi kulit bumi.

Mereka menyadari, manusia sudah terpapar radiasi dari alam setiap harinya. Karena itu, mereka tidak takut pada PLTN. Apalagi kini para pakar nuklir dan konstruksi, dengan teknologi mutakhir, sudah mampu membangun PLTN yang aman.

Jadi radiasi bukanlah musuh. Radiasi bisa diibaratkan pisau. Bisa bermanfaat jika dipakai untuk memotong sayuran, buah, daging, dan tempe. Tapi akan berbahaya jika dipakai untuk membunuh manusia.

Karena itu, jangan sampai isu radiasi menjadi sesuatu yang menakutkan. Lalu, manfaat radiasi terlindas isu bahaya radiasi di sepetak kebun dekat Perumahan Batan Indah. Ujungnya: publik menganggap radiasi adalah musuh. PLTN berbahaya. Dan segala hal yang berbau radiasi dan nuklir adalah ancaman menakutkan.

Please, lihat sisi positifnya. Radiasi adalah teman. Sepanjang hidupnya manusia sudah bersama radiasi. Baik radiasi selestial maupun radiasi terestrial.

  • Penulis adalah alumnus Tokyo University/Peneliti SeniorBatan.

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article