Sabtu, April 20, 2024

WIG

Must read

Siksa Kubur

Di istana Versailles, lebih dari seratus perruquier (pembuat wig) yang berurusan dengan benda ini, benda yang melompati Selat Inggris dan mendarat di kepala raja Inggris, Duke of York, dan para pedagang budak yang memaksakan mode Prancis ke kalangan bangsawan tinggi Inggris.

Wig lelaki mulai di Prancis sebagai cara menunjukkan kelas sosial, bukan menyembunyikan kebotakan. Yang terbuat dari rambut asli dan ditaburi bedak talk adalah yang paling mahal dan setiap pagi membutuhkan paling banyak tenaga dan waktu untuk merawat.

Tinggi kelasnya, tinggi pula menaranya: para nona dan nyonya bangsawan, dengan bantuan potongan rambut yang sekarang disebut ekstensi, mengenakan bingkai kawat rumit di atas kepala sehingga rambut bisa terangkat ke atas, dihias bulu-bulu dan bunga.

Puncak rias rambut itu ada juga yang dihias dengan perahu-perahu kecil atau kebun lengkap dengan binatang mainan. Memasangnya membutuhkan kemahiran khusus, dan menjaganya tetap tegak di kepala juga sebuah tantangan tersendiri. Seolah belum cukup, para nyonya dan nona itu harus mengatur jalannya sementara terkurung dalam crinoline (rok kurungan berkorset ketat) agar tidak saling senggol.

Rambut ikal dan pakaian menyedot hampir seluruh waktu dan energi para bangsawan. Sisa waktu digunakan untuk pesta-pesta makan. Semua pengorbanan itu melelahkan. Karenanya tidak ada tentangan ketika Revolusi Prancis menjarah makanan pesta dan menginjak-injak wig dan crinoline itu.

Eduardo Galeano

“Mirrors”

Penerjemah: Wardah Hadidz

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article