Perdebatan seputar Reuni 212 dianggap tidak produktif, dan hanya jadi debat kusir semata.
“Para relawan perlu lebih giat lagi turun ke tengah masyarakat. Melakukan kerja-kerja kerelawanan yang bermanfaat secara nyata bagi masyarakat luas seraya mensosialisasikan segenap hasil pembangunan selama kurang lebih 5 tahun ini,” kata Plt. Ketum SOKSI, Bobby SH Suhardiman, dalam sebuah diskusi informal di Jakarta.
Hal itu menanggapi perdebatan hangat seputar reuni 212, SOKSI menyerukan kepada semua relawan Jokowi agar beralih dari debat-debat kusir di media yang justru kontra produktif.
Segenap relawan diimbau untuk mengarahkan energi membangun komunikasi secara intensif dengan semua lapisan masyarakat agar prestasi-prestasi Jokowi selama ini dipahami secara lebih baik oleh masyarakat luas.
Bobby yakin jika masyarakat mendapat informasi yang benar dan diberi pemahaman yang baik, upaya-upaya mobilisasi tidak akan mudah terjadi.
Rakyat akan semakin cerdas dan tidak mudah terhasut oleh sentimen-sentimen primordial. Bersamaan dengan itu rakyat akan semakin menyadari manfaat dari aneka kemajuan pembangunan selama pemerintahan Jokowi. Maka isu-isu negatif yang sering ditudukan kepada petahana, lanjut Bobby, tidak akan mudah dipercayai begitu saja oleh masyarakat luas.
Karena itu, putra Prof. Suhardiman (alm.) ini juga mendorong segenap relawan Jokowi-Ma’ruf untuk menciptakan cara-cara kreatif dan positif untuk bisa berkomunikasi masayakat.
“Bisa lewat diskusi non formal, bisa melalui kegiatan-kegiatan pemberdayaan atau bentuk kegiatan lain. Yang penting ada sarana untuk hadir di tengah masyarakat dan bermanfaat positif. Relawan jangan hanya sibuk perang opini di media,” seru Bobby.
Mendewasakan Demokrasi
Sejalan dengan pernyataan Bobby, Waketum SOKSI Ahmadi Noor Supit yang dihubungi secara terpisah, menilai komunikasi dengan masyarakat sangat penting sebagai bagian dari pendewasaan demokrasi.
“Masyarakat yang well-informed adalah tulang punggung kemajuan demokrasi” kata Supit. Dalam sebuah negara demokratis, terang Supit, kontestasi politik mesti diisi dengan adu gagasan, program dan penilaian terhadap track record peserta kontestasi.
Karena itu upaya-upaya mobilisasi melalui sentimen primordial justru kontrapoduktif dengan pembangunan demokrasi. Karena itu legislator senior ini juga mendorong para relawan berperan aktif membangun masyarakat yang melek politik melalui informasi-informasi kredibel.
“Masyarakat harus dididik secara serius untuk memahami persoalan-persoalan kebangsaan secara tepat. Keberhasilan pemerintah mesti dipahami dengan baik. Kekurangan pemerintah mesti dikritisi secara proporsional.
Dalam konteks ini relawan diharapkan menjadi tulang punggung yang dapat menjangkau masyarakat terutama di tingkat akar rumput melalui cara-cara yang kreatif, menarik dan bermamfaat,” jelas Supit.
Anggota DPR dari fraksi Gokar ini juga menyayangkan banyaknya waktu dan energi relawan yang terkuras dalam debat-debat tak produktif.
“Mari kita kerja, kerja, kerja lagi,” kata Supit, mengutip seruan yang sering dilontarkan Presiden Joko Widodo. Secara khusus Supit juga mendorong agar relawan SOKSI yang tergabung di dalam Pusdal SOKSI, senantiasa tanggap terhadap situasi dan kondisi masyarakat di sekitarnya.
Sumber: Valentino Barus