Oleh Budiman Hakim
Virus Corona menyerang dunia. Sudah banyak korban nyawa. Di Italia. China. Jerman. India. Korea dan banyak negara. Termasuk di negeri kita. Indonesia! Negara dalam bahaya, Kawan. Kita harus waspada. Negara dalam bahaya!
Pemerintah bersama rakyat bahu-membahu memerangi virus itu. Kita semua bergandeng tangan. Berjuang bersama-sama. Saling melindungi. Ayo, Bung, kita bersatu! Kita harus mempertahankan negeri. Sebagai bangsa yang besar, kita harus berjuang bersama. Kita mempunyai musuh yang yang sama.
Dokter dan team medis bekerja di garis depan. Dengan segala keterbatasan sumber daya manusia. Dengan keterbatasan peralatan pelindung. Mereka berjuang menyelamatkan jiwa. Mereka bertarung mempertaruhkan nyawa. Bekerja dalam sunyi. Merekalah pahlawan sesungguhnya. Kita harus dukung mereka, Kawan. Kita mempunyai musuh yang sama.
Rakyat diminta tinggal di rumah. Yang terpaksa bekerja di luar harus tetap waspada. Menjaga jarak. Menjaga kondisi fisik agar tetap prima. Segala daya upaya dilakukan untuk memenangkan perang ini. Ayo berjuang, Kawan! Negara memanggil kita. Kita mempunyai musuh yang sama.
Sayangnya sejarah selalu berulang. Dalam setiap perjuangan, selalu muncul penghianat-penghianat bangsa. Mereka menebar hoax. Menyebar fitnah. Berusaha menciptakan chaos. Bukannya ikut berjuang, mereka justru menyerang pemerintah yang sedang sibuk berperang. Sebiadab itukah mereka? Tahan sedikit syahwat kekuasaanmu, Penghianat. Israel dan Palestina pun kini bekerja sama memerangi virus Corona. Mereka mengerti sedang menghadapi musuh yang sama.
Negara sedang dalam bahaya. Kita harus berjuang, Kawan. Lupakan sejenak para penghianat bangsa itu. Mari kita fokus pada peperangan ini. Virus Corona harus kita singkirkan dari negeri ini. Kita harus berjuang bersama. Kita mempunyai musuh yang sama.
Ketika kemenangan tiba nanti, mari rayakan dengan meriah. Kita hadapi para penghianat itu. Mereka tidak pantas hidup di bumi pertiwi. Jangan ragu-ragu, Kawan. Ayo kita cincang mereka. Kita mempunyai penghianat yang sama.
Sumber: Budiman Hakim