Lama setelah pengembangan seni pembuatan sutra di China itu, banyak musuh yang tidak lagi hanya menunggu di sepanjang jalur sutra. Namun siapapun yang mencoba membawa benih murbei atau telur ulat penghasil benang sutra keluar China, dihukum penggal kepala.
Pada tahun 420, Xuan Zang, raja Yutian, meminang seorang puteri China. Sekali ia melihatnya, dan sejak itu ke manapun matanya memandang yang dilihatnya hanya sang puteri.
Pinangannya kepada puteri yang bernama Lu Shi itu diterima.
Seorang duta raja diutus pergi menjemput sang puteri.
Upacara, jamuan makan yang tak berkesudahan, dan tukar menukar hadiah berlangsung.
Suatu waktu, ketika mereka hanya berdua saja, duta raja menyampaikan kerisauan calon suami sang puteri.
Kerajaan Yutian selalu membayar sutra China dengan batu giok, yang jumlahnya di negeri itu semakin menipis.
Lu Shi tak berkata sepatahpun, dan tak apapun nampak di wajahnya yang bulat rembulan.
Mereka pun berangkat. Ribuan unta dan ribuan genta mengiring, menyeberangi gurun pasir luas, dan mereka pun sampai di perbatasan di Puncak Yumenguan.
Pemeriksaan berlangsung berhari-hari. Sang puteri pun tidak luput dari pemeriksaan dan penggeledahan.
Akhirnya, iring-iringan pengantin sampai di tujuan.
Selama perjalanan Lu Shi tidak mengeluarkan sepatah kata pun, tak juga gerak isyarat.
Ia memerintahkan iring-iringan untuk berhenti di sebuah biara. Di sana ia dimandikan dan dibaluri wewangian. Alunan musik mengiringi makannya, dan ia berangkat tidur dalam diam.
Ketika raja, sang suami, datang, Lu Shi menyerahkan kepadanya biji murbei yang disembunyikannya di kotak obatnya. Ia pun mengenalkan kepada raja tiga perempuan dari antara dayang-dayangnya; sesungguhnya mereka bukanlah pelayan ataupun dayang-dayang, tetapi ahli dalam seni pembuatan sutra.
Kemudian ia melepaskan tutup kepalanya yang tinggi dan terbuat dari daun kayumanis, dan mengurai rambutnya yang hitam panjang. Di situ terletak telur-telur ulat sutra.
Dari sudut pandang Cina, Lu Shi adalah pengkhianat kepada negeri kelahirannya.
Dari sudut pandang Yutian, ia pahlawan bagi negeri yang diperintahnya.
Mirrors
Eduardo Galeano