Memanfaatkan keuangan sosial syariah dan filantropi untuk membangun kembali Indonesia dengan lebih baik
United Nations Development Programme (UNDP) bersama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), PT Principal Asset Management (Principal), dan PT Ammana Fintek Syariah (Ammana) hari ini meluncurkan kemitraan baru untuk mendukung pemulihan Covid-19 dan pembangunan ekonomi untuk masyarakat rentan di Indonesia.
Kemitraan ini merupakan bagian dari respons sosial-ekonomi UNDP terhadap Covid-19 di Indonesia yang bekerja sama dengan pemerintah, sektor swasta, mitra pembangunan, dan pemangku kepentingan lainnya.
Kemitraan ini bertolak dari keberhasilan proyek UNDP-BAZNAS yang membangun lima pembangkit listrik mikrohidro untuk menyediakan listrik yang sangat dibutuhkan bagi lebih dari 4.000 penduduk miskin di daerah terpencil di Jambi. Kemitraan di Principal Institute memungkinkan replikasi sinergi tersebut dan akan menyediakan program pemulihan bencana kepada sekitar 10.000 orang di desa Sambil Elen, Lombok dan desa Tuva di Sulawesi Tengah. Selain itu, kemitraan ini juga akan berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya yang terkait dengan kemiskinan, ketimpangan, dan energi.
Memorandum of Understanding yang baru ditandatangani akan membantu pemanfaatan dana filantropi Islam dan fintech syariah.
Dengan akses ke energi, penduduk di desa-desa tersebut akan dapat mengolah komoditas lokal, seperti kopi, jambu mete, madu, dan karet, menjadi produk jadi untuk dijual. Proyek ini juga memungkinkan warga desa memperoleh keterampilan baru, yaitu meningkatkan produksi tanaman dan memelihara perkebunan untuk bisnis yang tangguh dan berkelanjutan, yang berfokus pada komoditas lokal.
“Program kerjasama BAZNAS dan UNDP untuk memanfaatkan potensi zakat dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) di Indonesia, sebelumnya telah diresmikan pada penandatanganan MoU tahun 2017. Tambahan kolaborasi dari PT Principal Asset Management dan PT Ammana Fintek Syariah tentunya akan semakin memperkuat program kita dan akan lebih banyak lagi masyarakat terdampak pandemi dapat terbantu nantinya,” ujar Ketua BAZNAS, Bambang Sudibyo.
“Pandemi Covid-19 memiliki dampak social-ekonomi yang destruktif. Situasti ini menambah tantangan pemulihan dan pembangunan pada masyarakat yang rentan atau menderita dari bencana alam baru-baru ini. UNDP berkomitmen membantu membangun kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang yang terkena dampak. Inilah yang akan kita lakukan melalui kerangka kemitraan baru ini.” Kata Christophe Bahuet, Kepala Perwakilan UNDP.
Pemanfaatan ekonomi lokal akan memberikan peluang bagi mereka yang terdampak pandemi, untuk membangun kembali dengan lebih baik (dengan prinsip Build Back Better).
“Principal, sebagai perusahaan aset manajemen pertama yang berkolaborasi dengan UNDP sebagai mitra, percaya bahwa kerja sama ini akan berkontribusi dalam mencapai SDGs dan memberikan dampak signifikan kepada masyarakat,” ujar Agung Budiono, CEO Principal.
“Principal dan UNDP memiliki misi yang sama, tidak hanya untuk menciptakan dampak positif dalam aspek sosio-ekonomi dan lingkungan, tetapi juga untuk menginspirasi masyarakat, investor, pelaku bisnis, dan pihak lainnya di Indonesia untuk mendukung pencapaian SDGs dengan melibatkan lebih banyak upaya filantrofi.”
“Karena SDGs sangat sejalan dengan nilai Ekonomi Islam dan pasca-pandemi memberikan urgensi dalam pendanaan yang etis dan digital untuk pemulihan ekonomi, Ammana sebagai fintech P2P Syariah mengeksekusi respons bersama dengan UNDP dan BAZNAS untuk mengambil peran itu,” terang Lutfi Adhiansyah, CEO Ammana Fintek Syariah.
Kemitraan ini dilaksanakan melalui Innovative Financing Lab UNDP dengan tujuan meningkatkan dan memanfaatkan keuangan sosial, seperti zakat dan hibah mikro yang ditargetkan melalui perusahan fintech untuk tujuan pembangunan berkelanjutan.