Beberapa tahun lewat sejak kejatuhan Konstantinopel, ketika Martin Luther mengingatkan bahwa setan berdiam tidak hanya pada orang-orang Turki dan Moor, tetapi juga di rumah kita: “Di roti yang kita makan, di air yang kita minum, di pakaian yang kita kenakan, dan di udara yang kita hirup.”
Begitulah dulu, begitu juga sekarang.
Berabad kemudian, pada tahun 1982, setan, dalam bentuk seorang istri yang melolong dan melata di lantai, dengan berani datang ke Vatikan, menantang Paus Yohanes Paulus II bertarung berhadap-hadapan dengannya. Paus menangkal pengacau itu dengan menderas mantra pembunuh setan dari paus Urbanus VIII, yang menggunakannya untuk mengusir dari kepala Galileo Galilei pikiran bahwa bumi berputar mengitari matahari.
Ketika setan muncul dalam bentuk seorang magang di Ruang Oval Gedung Putih, Presiden Bill Clinton melecehkan metode kuno Katolik itu. Ia menakut-nakuti setan itu dengan menghujani Yugoslavia peluru kendali selama tiga bulan tak henti.
Eduardo Galeano