Teresa dari Ávila masuk biara untuk menyelamatkan diri dari neraka, neraka perkawinan. Lebih baik menjadi hamba Tuhan daripada pelayan orang kejam dan kasar.
Tetapi Santo Paulus memberi perempuan hanya tiga hak: “taat, melayani, dan diam.” Karena itu wakil Yang Mulia Paus menganggap Teresa bersalah karena menjadi perempuan yang gelisah dan tidak jenak, tidak taat dan keras kepala, yang dengan kedok kebaktian membuat doktrin jahat melawan Santo Paulus, yang memerintahkan perempuan tidak mengajar.
Di Spanyol, Teresa mendirikan beberapa biara yang biarawatinya tidak hanya mengikuti pelajaran di kelas tetapi juga memegang pimpinan, di mana keutamaan sifat dihargai dan garis keturunan tidak berarti, di mana orang tidak perlu menunjukkan surat bukti darah bersih.
Pada 1576 ia diadili di depan Inkuisisi, karena kakeknya mengaku sebagai seorang Kristen sejati pada hal ia Yahudi yang pindah agama ke kristen, dan karena kerasukan mistiknya adalah pekerjaan setan yang berlindung di dalam tubuhnya.
Empat abad kemudian, menjelang kematiannya, Francisco Franco mengayunkan tangan kanan Teresa untuk berlindung dari setan. Karena perubahan nasib yang aneh dalam hidup orang, Teresa diangkat santa dan menjadi panutan perempuan Iberia dan, kecuali satu kaki yang ada di Roma, potongan tubuhnya disimpan di beberapa gereja di seluruh Spanyol.
Eduardo Galeano