Kamis, Desember 19, 2024

Di luar prediksi ahli, lompatan digitalisasi di masa pandemi

Must read

Pandemi Covid-19 menjadi wabah dengan dampak paling luas dan cepat serta mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal ketenagakerjaan.

Berdasarkan data International Labour Organitation (ILO) tanggal 7 April 2020, selama pandemi 1,25 miliar pekerja terdampak karena pandemi Covid-19, di antaranya pengurangan gaji dan pengurangan jam kerja. Sedangkan 1,6 miliar pekerja dunia pada sektor informal mengalami sektor paling terdampak. Selama pandemi angka pengangguran di Indonesia juga mengalami kenaikan. 

Data Satkernas pada Agustus 2020, angka pengangguran naik 7,07 persen, kemiskinan 10,19 persen dan usia pengangguran naik menjadi 29,12 juta. Hal tersebut disampaikan Ilham Ali Saifudin dalam webinar literasi digital di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (14/6).

Ia menilai percepatan digitalisasi pada masa pandemi di luar prediksi para ahli. ”Digitalisasi yang kita lakukan sekarang ini diprediksi baru dilakukan pada 5 sampai 6 tahun mendatang, namun dengan adanya pandemi kita mengalami percepatan era digital,” kata Irham. 

Seminggu setelah WHO mengumumkan covid sebagai pandemi global, ILO mengumumkan satu dari enam tenaga kerja muda di dunia kehilangan pekerjaan, 23% yang masih bekerja berkurang jam kerjanya.

Data Satkernas per Agustus 2020, angka pengangguan naik 7,07 persen atau 3 juta lebih yang terkena PHK,  termasuk pengurangan gaji, dan jam kerja.  

Lebih lanjut ia mengungkapkan selain pandemi  masa depan dunia kerja akan dipengaruhi faktor faktor besar seperti; globalisasi, teknologi dan digitalisasi, demografi, dan perubahan iklim. 

Ini merugikan bagi dunia kerja, karena Indonesia sebentar lagi akan mengalami bonus demografi. “Indonesia saat ini memasuki bonus demografi, puncak nya akan kita capai pada periode tahun 2030-2040 yang mencapai 64 persen usia produktif,” jelasnya.

Perubahan bonus demografi bisa menjadi beban ganda jika tidak dibarengi peningkatan kualitas skill generasi muda. “Kaum muda akan memiliki beban pekerjaan dan tanggung jawab sosial, lima tahun ke depan 85 juta pekerjaan lama akan menghilang. Sebanyak 50% akan membutuhkan resklilling dan 40% akan terjadi pada core skills,” katanya. 

Selanjutnya, pada tahun 2030 diprediksi profesi yang berhunungan dengan teknologi akan tumbuh 3% diikuti sektor profesional lainnya 2%, sedangkan pekerjaan office support akan turun 8%. 

Hal senada diungkapkan Gervando Jeorista Leleng, pengangguran Indonesia naik 9,7 juta selama pandemi. “Namun kemajuan teknologi mendorong lahirnya terobosan baru untuk memberikan solusi. Banyak perusahaan besar belum melek digital. Menjadi kesempatan kita untuk mempersiapkan diri,” katanya. 

Perusahaan apparel olahraga Nike melihat  tren digital di masa pandemi bakal menjadi sebuah gaya hidup. Nike sudah tidak bekerjasama dengan partner offline

Webinar di Kabupaten Blora mengangkat tema ”Peluang Ketenagakerjaan dalam Transformasi Digital”. Narasumber yang mengisi adalah Gervando Jeprista Leleng (co.founder Localin), Ilham Ali Saifudin dari ILO, Samuel Berit Olam dan Meidine Primalia (Kaizen Room), dimoderatori Triwi Dyatmoko dan Billy Wardana Fahreza sebagai key opinion leader.  

Selain di Kabupaten Blora, Kementerian Kominfo RI juga menyelenggarakan berbagai kegiatan webinar literasi digital di semua kabupaten/kota di 34 provinsi se-Indonesia. Program Indonesia Makin Cakap Digital dilaksanakan sejak Mei hingga Desember 2021. 

- Advertisement -

More articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -

Latest article